Ini Alexander Von Humboldt Kapal Peti Kemas Terbesar yang Mampir ke Indonesia

Bisnis.com,31 Okt 2022, 17:58 WIB
Penulis: Anitana Widya Puspa
Kapal peti kemas Alexander Von Humboldt milik grup pelayaran asal Prancis, CMA CGM bersandar di Jakarta International Container Terminal (JICT), Tanjung Priok/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Kapal peti kemas dengan kapasitas muatan terbesar yang pernah bersandar di Indonesia, Alexander Von Humboldt untuk pertama kalinya singgah di Jakarta International Container Terminal (JICT), Tanjung Priok. 

Kapal tersebut dimiliki oleh grup pelayaran asal Prancis, CMA CGM. Kunjungan perdana kapal peti kemas berkapasitas 16.000 TEUs ini adalah yang pertama dari tiga seri 16.000 TEU CMA CGM yang juga akan bersandar di JICT.

Mengutip laman resmi CMA CGM, Alexander Von Humboldt dibangun pada 2013 oleh Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME) di Korea Selatan. Kapal ini memiliki dimensi luar biasa dengan panjang 396 meter dan lebar 54 meter. Saat meninjau kedatangan kapal tersebut, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyebut bahwa ukurannya setara 4 kali lapangan bola. 

Memfasilitasi pertumbuhan volume perdagangan ekspor antara Indonesia dan Amerika Serikat, kapal Alexander Von Humboldt memiliki rute pelayanan langsung atau direct call yang menghubungkan Jakarta dan Amerika Serikat. 

Kedatangan kapal besar ini, kata Budi, menunjukkan Indonesia makin diminati oleh operator perdagangan internasional karena mau menyediakan satu kapal relatif besar yang melakukan direct call ke AS. 

"Artinya, lagi dengan kapal besar dan direct call maka logistic cost yang kita tanggung semakin murah sehingga daya saing daripada Indonesia mengirimkan barang-barang itu akan lebih murah," ujarnya saat meninjau kedatangan perdana kapal CMA CGM Alexander Von Humboldt, Senin (31/19/2022).

Menteri yang akrab disapa BKS tersebut pun meminta para pemangku kepentingan terkait agar tidak berpuas diri setelah kedatangan kapal besar ini. Menurutnya, upaya untuk menekan angka logistik memang tidak mungkin dilakukan sendiri. 

"Kita membutuhkan kerja sama operator, shipping liner. Di darat juga kita harus dilakukan suatu program," imbuhnya.

Melayani lebih banyak kargo ekspor pada setiap perjalanan direct call Indonesia-AS, kapal tersebut akan menyediakan layanan JAX. Layanan JAX ini menawarkan konektivitas tanpa batas ke Pantai Timur dan Pantai Barat AS dengan waktu transisi 34 hari. Kemudian, meningkatkan waktu transit industri.

Layanan JAX mengirimkan produk lokal dan produk manufaktur, seperti kertas, karet, garmen, alas kaki, dan barang elektronik dari Indonesia ke Amerika Utara setiap minggunya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Denis Riantiza Meilanova
Terkini