PMI Manufaktur Ekspansif 14 bulan Beruntun, Pemerintah Waspadai Risiko Global

Bisnis.com,02 Nov 2022, 10:34 WIB
Penulis: Maria Elena
Ilustrasi resesi ekonomi global 2023/Freepik

Bisnis.com, JAKARTA — PMI Manufaktur Indonesia pada Oktober 2022 tercatat masih berada dalam zona ekspansif sebesar 51,8, laju ekspansif dalam 14 bulan berturut-turut

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu menyampaikan bahwa output produksi juga masih dalam tren ekspansif sejalan dengan indikator kapasitas produksi dari hasil survey Bank Indonesia yang naik mendekati level prapandemi pada kuartal III/2022.

Dia mengatakan, aktivitas manufaktur yang konsisten berada pada zona ekspansif menunjukkan tren menguatnya permintaan dalam negeri dan ekspor. 

“Hal ini tentunya patut kita syukuri karena terjadi di tengah risiko global yang masih eskalatif. Kebijakan Pemerintah untuk meredam risiko global [shock absorber] terbukti efektif untuk menjaga momentum penguatan pemulihan ekonomi nasional,” katanya dalam keterangan resmi yang dikutip Bisnis, Rabu (1/11/2022).

Febrio mengatakan, PMI Manufaktur yang melanjutkan ekspansinya, menandakan optimisme pelaku usaha terus meningkat. 

Tingkat permintaan di dalam negeri yang masih kuat pun diharapkan dapat menjadi landasan bagi sektor manufaktur untuk terus konsisten berada pada zona ekspansif dan menguat di masa yang akan datang. 

Meski demikian, lanjut Febrio, pemerintah bersama otoritas terkait akan mengantisipasi berbagai risiko global yang akan mempengaruhi neraca perdagangan dan perekonomian secara umum, di antaranya melambatnya aktivitas perdagangan internasional negara maju yang terpengaruh inflasi, serta perlambatan di negara mitra dagang utama seperti China.

“Pemerintah terus mengoptimalisasi APBN sebagai shock absorber agar dapat mendorong permintaan masyarakat untuk mendukung optimisme di sektor usaha,” kata dia.

Adapun, terjaganya PMI manufaktur pada zona ekspansif di tengah gejolak global juga terjadi pada negara lain seperti Thailand sebesar 51,6, Vietnam 50,6, Australia 52,7, dan Jepang 50,7. 

Di sisi lain, PMI manufaktur di beberapa negara tercatat kembali mengalami kontraksi diantaranya Malaysia 48,7, Taiwan 41,5, dan Korea Selatan 48,2.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Aprianto Cahyo Nugroho
Terkini