Bos Bank Neo Commerce (BBYB) Beberkan Dampak Kenaikan Beban Promosi

Bisnis.com,02 Nov 2022, 13:25 WIB
Penulis: Dionisio Damara
Karyawan melayani nasabah di Digital Lounge PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) di Jakarta, Selasa (27/9/2022). Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA – Manajemen PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) atau BNC mengklaim kenaikan beban promosi per kuartal III/2022 memberi dampak positif terhadap kinerja perusahaan. Salah satunya terkait pertumbuhan jumlah pengguna aplikasi Neobank.

Merujuk laporan keuangan Bank Neo Commerce, beban promosi yang ditanggung oleh emiten berkode BBYB tersebut mencapai Rp270,66 miliar per akhir September 2022. Jumlah ini mengalami kenaikan 113 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).

Direktur Utama Bank Neo Commerce Tjandra Gunawan mengklaim lonjakan beban promosi juga memberi dampak berkontribusi positif terhadap kinerja perseroan, mulai dari peningkatan pengguna aplikasi hingga bertambahnya jumlah simpanan masyarakat.

“Dampak dari peningkatan beban promosi sebesar 113 persen sangat jelas terlihat dari beberapa kenaikan yang pesat, seperti naiknya jumlah user Neobank dari 8,2 juta per September 2021 menjadi 19,8 juta pengguna pada September 2022,” ujarnya kepada Bisnis, Rabu (2/11/2022).

Selaras dengan hal itu, pengguna aktif bulanan atau monthly active users (MAU) yang aktif bertransaksi juga tumbuh 54 persen. Selain itu juga terjadi pertumbuhan pengguna yang menaruh dana dalam bentuk simpanan. Adapun pertumbuhan nilai rata-rata transaksi per MAU mencapai 37 persen.

Peningkatan pengguna aplikasi juga berkontribusi positif terhadap raihan dana pihak ketiga (DPK) yang mencapai Rp12,6 triliun hingga akhir September 2022. Jumlah ini naik 91 persen yoy jika dibandingkan dengan posisi September 2021 yang tercatat Rp6,6 triliun.

Di sisi lain, Tjandra menyampaikan bahwa beban operasional perseroan sudah turun 63 persen apabila dilihat dari bulan ke bulan selama periode Januari – September 2022. Perinciannya, dari Rp201 miliar pada Januari kemudian menjadi Rp75 miliar per September 2022.

Hal tersebut dipicu oleh dimulainya layanan BI-Fast yang diikuti dengan penurunan beban pemasaran atau marketing sebesar 87 persen jika dibandingkan dengan awal tahun 2022.

“Perlu juga untuk dicatat bahwa biaya operasional BNC sesungguhnya menjadi makin efisien jika dibandingkan dengan jumlah pengguna Neobank yang sudah menembus angka 20 juta users,” pungkas Tjandra.

Sampai dengan kuartal III/2022, BBYB membukukan rugi bersih senilai Rp601,2 miliar. Jumlah ini naik dibandingkan realisasi pada periode yang sama tahun lalu, yakni Rp264,7 miliar.

Rugi bersih yang dibukukan perseroan disebabkan oleh peningkatan beban operasional sebesar 125 persen yoy menjadi Rp595,95 miliar. Serta didorong naiknya kerugian penurunan nilai aset keuangan dari posisi Rp29,91 miliar menjadi Rp652,97 miliar pada tahun ini.

Namun, di balik kerugian ini, perseroan mampu membukukan pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) sebesar Rp1,1 triliun atau tumbuh 351 persen yoy. Ditopang oleh pendapatan bunga yang melejit 221 persen secara tahunan menjadi Rp1,58 triliun.

Pendapatan bunga didorong oleh penyaluran kredit yang mencapai Rp8,9 triliun per kuartal III/2022, naik 131,77 persen yoy. Rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) baik secara gross maupun net juga terjaga di level 1,88 persen serta 1,69 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Anggara Pernando
Terkini