Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank HSBC Indonesia (HSBC Indonesia) gencar mengembangkan pembiayaan berkelanjutan dan berinvestasi pada ekonomi digital di Indonesia. Menurut HSBC Indonesia, kedua hal itu sangat potensial.
Presiden Direktur Bank HSBC Indonesia Francois de Maricourt mengatakan Indonesia merupakan negara yang potensial untuk menerapkan paradigma environmental, social, and governance (ESG). Selain itu, ada banyak sektor di Indonesia yang berpeluang mendapat pembiayaan berkelanjutan bila bertransisi ke operasi bisnis yang rendah karbon.
“Ini jadi pasar masa depan, peluangnya ada banyak di investasi dekarbonisasi ekonomi, low carbon energy, dan lainnya terkait ESG,” ujarnya dalam kunjungannya ke Wisma Bisnis Indonesia pada Kamis (3/11/2022).
Apalagi, Indonesia merupakan salah satu negara di Asia Tengara yang memiliki risiko paling besar terkena dampak perubahan iklim. Berdasarkan data Bank Pembangunan Asia, perubahan iklim akan memangkas Pertumbuhan Domestik Bruto (GDP) negara-negara di Asia Tenggara sebesar 11 persen pada akhir abad ini.
Dengan begitu, semakin banyak lagi perusahaan di Indonesia yang akan menerapkan prinsip berkelanjutan. “Saat ini, di Indonesia juga sudah banyak industri yang berinvestasi di sana [ESG],” kata Francois.
Berdasarkan riset HSBC, lima pebisnis yang menjadi responden menginvestasikan lebih dari 10 persen dari laba operasi mereka untuk meningkatkan keberlanjutan.
Akan tetapi masalanya penerapan prinsip ESG membutuhkan modal yang besar. HSBC mencatat, untuk kawasan Asia Pasifik membutuhkan US$1,5 triliun investasi hijau setiap tahun hingga 2030, untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan yang dicanangkan PBB.
HSBC sendiri telah mengalokasikan hingga US$1 triliun dalam keuangan dan investasi pada 2030 untuk mendukung klien HSBC dalam membuktikan bisnis mereka di masa depan.
Selain fokus kepada sektor berkelanjutan, HSBC Indonesia juga gencar menyasar potensi pasar ekonomi digital di Indonesia.
“Ekonomi digital di Indonesia ini kami tahu, tumbuh dengan pesat, Ada banyak perusahaan digital, seperti pertumbuhan e-commerce, banyak juga unicorn seperti GoTo, Traveloka, dan lainnya,” kata Francois.
Berdasarkan data dari Kemenko Perekonomian, pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia tercatat tertinggi di Asia Tenggara dengan nilai ekonomi sekitar US$70 miliar pada 2021 dan diperkirakan terus naik sampai US$146 miliar pada tahun 2025.
Sementara, upaya yang dilakukan oleh HSBC untuk meraup pasar digital di Indonesia itu salah satunya dengan kolaborasi. Misalnya, korporasi ini menggaet platform teknologi finansial (fintech).
HSBC sendiri merupakan bank asing yang beroperasi di Indonesia setelah membeli Bank Ekonomi pada 2016. Setelah itu, Bank Ekonomi berganti nama menjadi Bank HSBC Indonesia.
HSBC Indonesia memberikan layanan keuangan pada sektor korporasi hingga ritel. HSBC telah mempunyai 44 kantor cabang yang tersebar di 22 kota di seluruh Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel