Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank HSBC Indonesia (HSBC Indonesia) menilai bahwa perkembangan bank digital di Indonesia cukup pesat terdorong oleh penetrasi internet.
“Di Indonesia telah muncul beberapa bank yang menerapkan operasional pure bank digital. Ini untuk mass market cukup bagus,” kata Presiden Direktur PT Bank HSBC Indonesia Francois de Maricourt dalam kunjungannya ke Wisma Bisnis Indonesia pada Kamis (3/11/2022).
Perkembangan bank digital ini seiring dengan tumbuh pesatnya ekonomi digital di Indonesia. Berdasarkan data dari Kemenko Perekonomian, pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia tercatat tertinggi di Asia Tenggara dengan nilai ekonomi sekitar US$70 miliar pada 2021 dan diperkirakan terus naik sampai US$146 miliar pada tahun 2025.
Akan tetapi, menurutnya, HSBC Indonesia tidak akan larut secara penuh dengan tren pertumbuhan bank digital itu. HSBC Indonesia lebih memilih menjalankan model bisnis bank secara hybrid.
“Kami tidak harus 100 persen menjadi bank digital. Kami pikir, ke depan kami tetap kembangkan aplikasi dan masih menjalankan operasional cabang,” ujarnya.
Menurut Francois pasar Indonesia masih memerlukan layanan secara fisik. “Misalnya, jika ingin berinvestasi, konsumen tidak hanya ingin bicara dengan handphone, tapi mesti bertemu dengan spesialisnya,” ungkapnya.
Ia juga mengungkapkan, operasional HSBC di sejumlah negara seperti di Hongkong pun tidak menjalankan operasional bank secara digital.
Meski begitu, bank tetap butuh untuk berinvestasi di platform digital. HSBC Indonesia juga gencar berkolaborasi dengan sejumlah perusahaan digital, seperti teknologi finansial (fintech).
Di sisi lain, sejumlah bank digital bermunculan di Indonesia. Terbaru, perusahaan fintech terkemuka WeLab Sky Limited berencana meluncurkan bank digital di Indonesia pada tahun depan.
Peluncuran bank digital itu direncanakan setelah WeLab mengakuisisi PT Bank Jasa Jakarta (BJJ) bersama PT Astra International Tbk. (ASII) melalui PT Sedaya Multi Investama (SMI) atau Astra Financial.
Founder dan Group CEO WeLab Simon Loong mengatakan bahwa WeLab mengembangkan bank digital di Indonesia karena potensinya besar. "Indonesia mempunyai jumlah populasi yang besar. Kami juga menyasar pasar anak muda dan di Indonesia banyak anak muda serta sangat paham teknologi," katanya.
Sementara itu, hasil riset menunjukkan, sekitar 77 persen masyarakat di Indonesia masih tergolong ke dalam kategori unbanked dan underbanked.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel