Bisnis.com, JAKARTA - Lembaga pengelola informasi perkreditan PT PEFINDO Biro Kredit (IdScore) mengaku tak khawatir atau merasa tersaingi oleh maraknya platform cek skor kredit pihak ketiga yang baru-baru ini mencuat.
Sekadar informasi, IdScore pun memiliki platform yang memungkinkan individu mengecek riwayat kredit, credit score, serta menjadi gambaran kelayakan kredit dirinya, bertajuk MyIdScore (www.myidscore.id).
Direktur IdScore Wahyu Trenggono menekankan bahwa pada prinsipnya yang akrab disebut masyarakat sebagai 'BI Checking' saat ini merupakan data dari Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
IdScore sebagai Lembaga Pengelola Informasi Perkreditan (LPIP) sekaligus penyedia jasa pemeringkatan resmi yang berizin OJK, menjamin dan senantiasa memastikan keamanan atas segala data yang diakses lewat MyIdScore.
"Informasi perkreditan itu distribusinya harus aman dan sangat berhati-hati, karena informasi terkait di dalamnya begitu sensitif. Jadi tentu masyarakat harus melihat apakah platform-platform pihak ketiga buat 'BI Checking' yang digunakan itu resmi dan berizin OJK," ujarnya kepada Bisnis, Jumat (4/11/2022).
Wahyu mencontohkan setiap masyarakat yang mengakses MyIdScore, maka akan mendapatkan informasi-informasi terkait lewat email, di dalam dokumen yang ber-password. Jadi bukan hanya menampilkan skor kredit secara seketika di dalam tampilan suatu platform atau laman website, yang notabene kurang aman.
"Dokumen yang dikirimkan secara pribadi itu untuk menjamin tidak ada penyalahgunaan dari pihak lain. Karena amanat peraturan OJK pun menyatakan bahwa data-data soal riwayat kredit seseorang itu hanya bisa diketahui oleh yang bersangkutan, serta suatu lembaga keuangan yang mendapatkan permohonan kredit atau pembiayaan dari orang itu," tambahnya.
Adapun, dari sisi keakuratan, Wahyu menekankan bahwa IdScore saat ini telah memiliki bank data yang kuat, dengan tingkat kepercayaan yang tinggi dari para lembaga jasa keuangan.
Sebagai gambaran, selain data SLIK, IdScore juga dipercaya menyimpan riwayat kredit nasabah perbankan, multifinance, teknologi finansial (tekfin/fintech), perusahaan sekuritas, sampai BPJS Kesehatan dan BPJamsostek.
"Semakin besar data yang dipercayakan ke kami, tentu membuat analisis kami semakin akurat. Kami juga memastikan bahwa setiap sumber data yang kami olah itu legal, update, legitimate, dan berasal dari terjaga," tutupnya.
Adapun, hadirnya MyIdScore bertujuan untuk membantu masyarakat mengetahui tingkat kelayakan kredit mereka, baik sebelum melakukan pinjaman atau sebagai bahan evaluasi. Selain itu, produk ini juga dapat digunakan untuk mengecek keakuratan data kredit selaku calon debitur.
Ada tiga paket yang disediakan untuk mengakses layanan MyIdScore, yaitu free report (gratis 1x / tahun pertama), Silver Report (Rp75.000 untuk 1x pengecekan), Gold Report (Rp125.000 untuk 3x pengecekan dalam tiga bulan), atau Platinum Report (Rp175.000 untuk 3x pengecekan dalam satu tahun).
Skoring yang digunakan MyIdScore berkisar antara 250 hingga 900, dan berbanding terbalik dengan risiko kredit. Makin tinggi skor, maka makin rendah risiko kredit dan makin besar kemungkinan kredit disetujui.
Selain itu, laporan kredit yang berisi informasi debitur lengkap seperti identitas, profil, kredit historis dan riwayat pembayarannya, serta fasilitas kredit yang dimiliki hingga kemungkinan gagal bayar ataupun informasi lainnya.
IdScore menjamin keamanan dan kerahasiaan data nasabah, dengan sistem teknologi informasi (IT) yang handal dan teruji melalui sistem verifikasi yang terpadu hingga tata kelola keamanan berstandar internasional ISO 27001.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel