Nilai Tukar Rupiah Tembus Rp15.700, Ini Catatan Bank Indonesia

Bisnis.com,05 Nov 2022, 10:40 WIB
Penulis: Ni Luh Anggela
Uang dolar dan rupiah di salah satu money changer di Jakarta, Rabu (16/2/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kembali ditutup melemah pada perdagangan Jumat (4/11/2022). Rupiah bahkan menjadi mata uang di kawasan Asia yang melemah paling dalam terhadap greenback.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah  mengakhiri perdagangan dengan pelemahan sebesar 0,27 persen atau 42.5 poin ke Rp15.737,5 per dolar AS. Sampai pukul 15.01 WIB, indeks dolar AS terpantau melemah 0,21 persen atau 0,23 poin, tetapi masih di level 112,56.

Bank Indonesia (BI) mencatat nilai tukar per Kamis (3/11/2022), Rupiah ditutup pada level (bid) Rp15.695 per dolar AS dan dibuka pada level (bid) Rp15.740 per dolar AS pada Jumat (4/11/2022).

Direktur Departemen Komunikasi BI Nita A. Muelgini melalui keterangan tertulis melaporkan perkembangan nilai tukar 31 Oktober - 4 November 2022.

Berdasarkan laporan tersebut, BI Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun turun ke 7,39 persen pada Kamis (3/11/2022) dan naik ke level 7,46 persen pada Jumat (4/11/2022). Sementara untuk yield UST (US Treasury) dengan tenor 10 tahun naik ke level 4,147 persen.

Untuk aliran modal asing pada minggu pertama November 2022, premi CDS (credit default swaps) Indonesia 5 tahun naik ke 139,39 bps per 3 November 2022 dari 130,44 bps per 28 Oktober 2022.

Berdasarkan data transaksi 31 Oktober – 3 November 2022, non residen di pasar keuangan domestik beli neto Rp0,90 triliun terdiri dari beli neto Rp0,08 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp0,82 triliun di pasar saham.

“Selama tahun 2022, berdasarkan data setelmen sampai dengan 3 November, non residen jual neto Rp176,33 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp78,86 triliun di pasar saham,” kata Nita, dikutip Sabtu (5/11/2022).

Di sisi lain, berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu pertama November 2022, perkembangan harga sampai dengan minggu pertama November 2022 diperkirakan inflasi sebesar 0,08 persen (month-to-month/mtm).

Adapun komoditas penyumbang inflasi November 2022 sampai dengan minggu pertama yaitu telur ayam sebesar 0,02 persen (mtm), daging ayam ras, beras, minyak goreng, tahu mentah, tomat, tempe, jeruk, dan sawi hijau masing-masing sebesar 0,01 persen (mtm).

Sementara, komoditas yang mengalami deflasi pada periode minggu pertama November yaitu cabai merah sebesar -0,07 persen (mtm), cabai rawit sebesar -0,03 persen (mtm), dan bawang putih sebesar -0,01 persen (mtm).

Nita mengatakan, BI akan terus memperkuat koordinasinya dengan pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan. Ini dilakukan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Feni Freycinetia Fitriani
Terkini