Siasat FIF Group Kejar Target Pembiayaan Baru 1,37 Juta Unit pada 2022

Bisnis.com,06 Nov 2022, 14:46 WIB
Penulis: Rika Anggraeni
Pekerja beraktifitas di dekat logo FIF Group, Jakarta, Sabtu (29/2/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan leasing yang menyasar ritel dalam konglomerasi Astra Internantional (ASII),  PT Federal International Finance (FIF Group) optimistis dapat membidik pembiayaan sepeda motor baru sebanyak 1,37 juta unit hingga akhir 2022.

Direktur Marketing FIF Group Antony Sastro Jopoetro mengungkapkan sepanjang Oktober 2022 saja pihaknya menyetujui pembiayaan sepeda motor baru sebanyak 120.693 unit. Capaian ini membawa FIF telah membiayai 991.693 unit jika dihitung dari awal tahun (year–to–date

Dia mengatakan, untuk mengejar kekurangan target pembiayaan, perusahaan meluncurkan sejumlah program menarik untuk kredit motor. Selain itu, guna memperkuat bisnis, FIF Group juga memperdalam kemampuan dalam pelayaan digital dalam semua rantai bisnis perusahaan.

“Kami masuk ke dunia digital sehingga efisiensi persetujuan kredit dan pengelolaan piutang dilakukan secara digital dengan konsep business-to-business [B2B]. Ini yang akan menopang biaya eksekusi sehingga cost ditekan untuk bertahan memenangkan persaingan,” kata Antony kepada Bisnis, Minggu (6/11/2022) mengungkap sebagain strategi bisnis FIF Group.

Di samping itu, perpanjangan relaksasi Bank Indonesia (BI) untuk uang muka kredit atau pembiayaan kendaraan bermotor menjadi paling sedikit 0 persen untuk semua jenis kendaraan bermotor baru turut menjaga optimisme bisnis perusahaan.

Berdasarkan catatan Bisnis, pelonggaran uang muka pembelian kendaraan oleh BI dilakukan untuk mendorong pertumbuhan kredit di sektor otomotif dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko. Pelonggaran ini akan dilanjutkan pemberlakuannya pada 1 Januari 2023 – 31 Desember 2023.

Antony menyampaikan, umumnya, konsumen kendaraan bermotor atau roda dua dengan adanya DP 0 persen, maka mereka akan menambah untuk melakukan angsuran. Menurutnya, konsumen kendaraan roda dua memiliki angsuran yang tidak sebesar dengan jenis kendaraan roda empat, mengingat harga jual kendaraan roda dua alias motor relatif jauh di bawah kendaraan roda empat.

“Saya yakin [kebijakan DP 0 persen] tidak terlalu berdampak untuk FIF Group, sedangkan untuk industri [otomotif] adalah kegairahan,” ujarnya.

Adapun terkait kondisi di tahun depan, Antony mengakui bahwa masih terdapat tantangan yang menyelimuti untuk jenis kendaraan roda dua pada 2023. Namun, imbuhnya, kendala itu bisa diatasi mengingat kini industri otomotif sudah mampu mandiri di pasar domestik. Meski demikian, dia tetap mewanti-wanti terhadap kenaikan suku bunga hingga perubahan nilai tukar valuta asing (valas) yang menghantui industri otomotif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Anggara Pernando
Terkini