Emiten Grup Bakrie, Bumi Resources (BRMS) Bangun Pabrik Emas Baru

Bisnis.com,10 Nov 2022, 15:45 WIB
Penulis: Mutiara Nabila
Fasilitas pengolahan bijih emas PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS)./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten tambang Grup Bakrie PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS) fokus menambah kapasitas produksi, di antaranya membangun dua pabrik emas baru yang akan mulai beroperasi pada kuartal II/2024.

Direktur BRMS Herwin Hidayat mengatakan saat ini ada sejumlah proyek yang sedang dilakukan, yaitu pabrik emas ketiga di Palu dengan kapasitas 4.000 ton bijih per hari. Adapun, pabrik pengolahan emas di Gorontalo juga tengah dibangun dengan kapasitas 2.000 ton bijih per hari.

“Saat ini kami sedang melakukan manajemen dan kliring lahan, kami juga membangun beberapa infrastruktur terintegrasi seperti mess karyawan, kemudian power supply, perluasan ruang chemical warehouse untuk mengakomodir 3 pabrik di Palu. Kami juga tengah melakukan finalisasi pekerjaan pemboran di Palu di 4 prospek, ini kita janjikan sebagai alokasi dana hasil rights issue pertama,” kata Herwin dalam paparan publik, Kamis (10/11/2022).

Adapun, pada Februari tahun ini, BRMS telah menemukan tambahan cadangan sebesar 4,6 juta ton bijih dengan kadar 1,2 gram per ton di Poboya, Palu. Kedua, Agustus tahun ini kami mendapatkan hampir 6 juta ton bijih dengan kandungan di atas 1,2 gram per ton.

“Tambahan cadangan ini akan menjadi pasokan feeding ke pabrik kami yang akan kami operasikan ke depannya,” imbuh Herwin.  

Untuk pengembangan dua pabrik baru bijih emas ketiga di Palu berkapasitas 4.000 ton bijih dan pengolahan bijih emas berkapasitas 2.000 ton per hari di Gorontalo ditargetkan akan selesai pada kuartal I atau kuartal II/2024.

Kedua proyek tersebut menelan capex dari hasil rights issue sebagai sumber dananya, perinciannya untuk proyek pabrik ketiga di Palu senilai US$48 juta dari rights issue pertama dan untuk pemboran di Palu US$23 juta.

Selanjutnya, untuk di Gorontalo seluruh pengembangan emasnya didanai dari rights issue kedua, yang akan menelan biaya sekitar US$29 juta dan untuk pemborannya sekitar US$24 juta untuk meningkatkan cadangan 10 juta ton bijih.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Pandu Gumilar
Terkini