Program Rehabilitasi Mangrove, Riau Dapat Anggaran Rp90 Miliar

Bisnis.com,10 Nov 2022, 14:33 WIB
Penulis: Arif Gunawan
Hutan Mangrove. /KKP

Bisnis.com, PEKANBARU -- Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) melalui program Indonesia's Mangrove for Coastal Resilience (M4CR) telah menganggarkan dana Rp90 miliar untuk percepatan rehabilitasi mangrove di 72 desa yang tersebar di 7 kabupaten/kota di Provinsi Riau

Kepala BRGM Hartono mengatakan 7 kabupaten/kota yang menjadi prioritas percepatan realisasi mangrove ini, yakni Kabupaten Bengkalis, Indragiri Hilir, Kepulauan Meranti, Pelalawan, Rokan Hilir, Siak, dan Kota Dumai. 

"Dana tersebut tidak hanya diperuntukkan untuk penanaman magrove saja, tapi juga kegiatan pendukung lainnya, seperti untuk sosialisasi mangrove dan desa mandiri peduli mangrove," ujarnya, Kamis (10/11/2022).

Menurutnya BRGM melalui program M4CR telah menargetkan lahan mangrove yang akan direhabilitasi seluas 5.886 hektare yang ada di 7 kabupaten/kota di Riau. 

Pihaknya meminta dukungan Gubernur Riau dan pihak terkait, agar target yang akan dikerjakan di 2023 nanti bisa terealisasi.

Pemerintah pusat melalui Peraturan Presiden Nomor 120/2020, menargetkan program Rehabilitasi Mangrove Nasional seluas 600.000 hektare hingga 2025. 

Pemerintah Indonesia melaksanakan program ini secara inklusif dan partisipatif, termasuk melalui kerja sama dengan para pihak, salah satunya Bank Dunia melalui program Mangrove for Coastal Resilience (M4CR). 

Gubernur Riau Syamsuar mendukung kegiatan yang akan dilakukan BRGM khusunya untuk wilayah Provinsi Riau. 

"Terimakasih atas perhatian dari BRGM kepada Provinsi Riau sehingga diharapkan ke depannya luas lahan mangrove bertambah dan memberikan manfaat untuk masyarakat," ujarnya.

Adapun tanaman mangrove memiliki banyak manfaat, salah satu diantarnya untuk mengatasi masalah abrasi. Di Riau, beberapa daerah khususnya pulau terluar mengalami abrasi sangat tinggi, sehingga adanya mangrove bisa membantu masalah tersebut. 

"Program percepatan rehabilitasi mangrove ini berkaitan dengan abrasi dan mengatasi kerusakan, karena banyaknya masyarakat yang melakukan perambahan. Tidak hanya itu juga, bagaimana memberikan pemberdayaan kepada masyarakat agar mereka bisa menyayangi mangrove yang ada di Riau," ungkapnya.

Syamsuar mengaku prihatin, banyak wilayah di Provinsi Riau, khususnya di bagian pesisir yang semakin hari semakin berkurang luas wilayahnya akibat abrasi. Sementara negeri jiran seperti Singapura dan Malaysia wilayahnya justru semakin luas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ajijah
Terkini