Bahlil: Sektor Pangan dan Gas Jadi Target Hilirisasi Selanjutnya

Bisnis.com,10 Nov 2022, 17:30 WIB
Penulis: Ni Luh Anggela
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia saat wawancara dengan Bisnis Indonesia di Jakarta, Selasa (25/10/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menyampaikan, pemerintah berencana untuk memperluas hilirisasi di beberapa sektor, seperti gas dan pangan.

Bahlil menyebut, rencana tersebut sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam rapat terbatas yang meminta untuk segera membangun master plan terhadap perencanaan hilirisasi sumber daya alam terutama gas dan pangan.

“Presiden mengarahkan kita ekspansi hilirisasi, salah satunya gas. Kemarin kami ratas, Bapak Presiden sudah meminta kami untuk menghitung,” kata Bahlil dalam konferensi pers ‘Investasi Terus Tumbuh Topang Pertumbuhan Ekonomi’ yang digelar secara virtual, Kamis (10/11/2022).

Adapun, Kementerian Investasi/BKPM akan mendukung pembangunan pabrik pupuk dan fasilitas produksi blue ammonia di Papua Barat yang menjadi salah satu sumber gas bumi.

Selain mendukung pembangunan pabrik pupuk dan fasilitas produksi blue ammonia, Kementerian Investasi juga mendukung pembangunan pabrik metanol di Bojonegoro, Jawa Timur. Tercatat 80 persen pasokan metanol Indonesia masih berasal dari impor.

Bahlil memastikan, sudah ada investor yang berinvestasi dalam proyek tersebut. “Di sana investornya sudah ada, dari Amerika, bukan dari Asia,” ujarnya.

Terkait hilirisasi di sektor pangan, Bahlil menilai Indonesia berpotensi besar untuk memanfaatkan krisis pangan yang dipicu oleh perang Rusia-Ukraina. Apalagi, sektor pangan menurutnya tidak banyak membutuhkan investasi, namun mampu menciptakan banyak lapangan pekerjaan dan kawasan pertumbuhan ekonomi baru.

“Kami dari Kementerian Investasi sudah membangun ekosistem perencanaan di sektor pangan karena pangan ini instrumen penting untuk menciptakan kawasan lapangan pekerjaan baru dan menciptakan kawasan pertumbuhan ekonomi baru karena tidak terlalu banyak memerlukan investasi tapi banyak menciptakan lapangan pekerjaan dan itu terjadi di daerah, dan tidak terpusat di Jakarta,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Denis Riantiza Meilanova
Terkini