Blak-blakan Manajemen Asuransi BUMN Jasindo Soal PHK, Mampu Kuatkan RBC?

Bisnis.com,11 Nov 2022, 19:52 WIB
Penulis: Rika Anggraeni
Karyawati melayani nasabah di kantor PT Asuransi Jasa Indonesia (Asuransi Jasindo) di Jakarta, Senin (22/8/2022). Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA — Manajemen PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) buka suara terkait kelanjutan pemutusan hubungan kerja (PHK) yang diputuskan asuransi umum milik negara dalam holding BUMN Indonesia Financial Group (IFG) itu. 

Sekretaris Perusahaan Jasindo Cahyo Adi menuturkan bahwa saat ini pihaknya tengah melakukan program transformasi untuk penyehatan perusahaan dan menjaga keberlangsungan usaha (sustainability).

Cahyo menekankan bahwa transformasi tersebut sejalan dengan Rencana Penyehatan Keuangan (RPK) perusahaan yang telah disampaikan Jasindo kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan target dapat diselesaikan pada akhir 2022.

"Transformasi bidang SDM dilakukan dengan menyesuaikan jumlah karyawan [rightsizing] dalam rangka efisiensi dan peningkatan produktivitas karyawan, tentunya dengan tetap memperhatikan layanan kepada customer," kata Cahyo kepada Bisnis, Jumat (11/11/2022).

Dalam Rencana Penyehatan Keuangan (RPK) tersebut, Cahyo mengungkapkan terdapat beberapa perbaikan internal yang dilakukan, antara lain transformasi bisnis dan sumber daya manusia (SDM).  

Jasindo menilai, transformasi bisnis dilakukan dengan fokus pada line of business yang menjadi keahlian perusahaan, seperti asuransi marine dan property.

Lebih lanjut, dalam proses bisnis dilakukan sentralisasi akseptasi dan klaim, serta proses digitalisasi dalam operasional perusahaan dan layanan kepada pelanggan.

Program pengurangan karyawan tersebut, kata Cahyo, karyawan juga dapat mengajukan kepada perusahaan, untuk selanjutnya akan diteliti dan diputuskan diterima atau tidak status kepegawaiannya.

"Dalam pelaksanaan program transformasi SDM [PHK], perusahaan akan membayarkan hak-hak karyawan sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku dan PKB sehingga diharapkan program tersebut dapat berjalan dengan baik," terangnya.

Selain itu, Jasindo juga sudah melakukan koordinasi terkait program ini kepada para pemegang saham, Kementerian Ketenagakerjaan termasuk pengadilan hubungan industrial, dan Serikat Karyawan.

"Diharapkan dengan transformasi yang dapat berjalan dengan baik, maka perusahaan akan lebih kuat dan agile dalam menghadapi persaingan ke depan serta dapat memberikan layanan terbaik untuk pelanggan," sambungnya.

Kemudian, dari kondisi rasio keuangan (risk-based capital/RBC), Cahyo menyampaikan Jasindo mencatatkan perbaikan dibandingkan posisi September 2021.

Jika merujuk pada posisi September 2022, rasio RBC milik Jasindo berada di angka -10,05 persen per September 2022. Kondisi ini membaik dari periode yang sama tahun lalu berada di level -74 persen. Meski demikian, angka tersebut masih berada di bawah ketentuan OJK dengan pencapaian solvabilitas mencapai 120 persen.

"Secara umum, sampai dengan September 2022, Jasindo tetap menunjukkan kinerja positif pada laba dan peningkatan RBC perusahaan dibandingkan periode sebelumnya," tuturnya.

Adapun, perbaikan kinerja tersebut disebabkan bisnis Jasindo yang masih tetap berjalan yang didukung dengan cost leadership, meski perusahaan tengah melakukan program transformasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Anggara Pernando
Terkini