KTT G20 Bali: Joe Biden dan Xi Jinping Akan Bertemu Sore ini

Bisnis.com,14 Nov 2022, 13:19 WIB
Penulis: Khadijah Shahnaz
Joe Biden (kiri) saat masih menjabat Wapres AS bertemu Presiden China Xi Jinping dalam satu kesempatan di Balai Agung Rakyat China di Beijing pada tahun 2011.

Bisnis.com, JAKARTA - Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT G20 Bali, Indonesia, menjadi tempat peristiwa bersejarah bagi Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping.

Hal ini dikarenakan keduanya akan bertemu pada Senin (14/11/2022) pukul 5.30 di Hotel Grand Hyat, Nusa Dua, Bali. Adapun topik pembicara kedua pemimpin ini masih jadi misteri. 

Dilansir dari New York Times, Senin (14/11/2022) Biden dan Xi Jinping, akan bertemu secara langsung hari ini untuk pertama kalinya sejak Biden menjabat sebagai Presiden AS.

Namun, belum diketahui lokasi pertemuan pemimpin dua negara raksasa dunia tersebut. Hubungan kedua orang itu memiliki sejarah panjang, Biden bertemu Xi Jinping ketika masih menjadi Wakil Presiden era Barrack Obama.

Biden sempat mengatakan Xi Jinping berpotensi sulit untuk dikelola.

“Saya pikir kita susah sepenuhnya berurusan dengan orang ini [Xi Jinping],” katanya kepada para penasihatnya.

Pertemuan antara Biden dan Xi Jinping pun akan menguji apakah dapat mencairkan hubungan pemimpin yang melakukan 'perang dingin' selama ini terjadi. New York Times menulis, saat ini Biden berada dalam posisi yang kuat, dan saat ini Xi Jinping telah mengisyaratkan keramahan.

Dia mengatakan kepada Komite Nasional Hubungan AS-China bahwa dia ingin "menemukan cara yang tepat untuk bergaul."

Adapun juru bicara kementerian luar negeri China mengatakan, "AS dan China harus bergerak ke arah satu sama lain, mengelola, dan mengendalikan ketidaksepakatan dengan cara yang tepat, jalan dan mempromosikan kerja sama yang saling menguntungkan.”

Mantan penasihat utama Barack Obama untuk urusan Asia Pasifik, Evan Medeiros, menilai KTT G20 Bali menjadi tempat pertemuan pertama dari perang dingin 2.0.

Hubungan kedua negara kurang harmonis sejak dilancarkan perang dagang dalam satu dekade terakhir. Hubungan mereka kian memanas ketika China berupaya menguasai Taiwan secara penuh. Adapun Amerika ikut campur dalam upaya mendemokratisasikan taiwan.

Puncak memanasnya hubungan, dengan tindakan Amerika memberlakukan kontrol ekspor atas penjualan chip semikonduktor kepada China. Baru-baru ini Amerika menarik pekerjanya dari Taiwan karena masalah kedua negara tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Feni Freycinetia Fitriani
Terkini