Bisnis.com, JAKARTA – Proyeksi pakar tidak selalu benar, dan saham entitas induk kurir logistik AnterAja, PT Adi Sarana Armada Tbk. (ASSA) adalah buktinya. Setidaknya hingga hari ini.
Pada awal tahun, konsensus enam analis Bloomberg sempat memberikan pandangan bullish dengan target harga rata-rata Rp4.396 per saham untuk ASSA. Namun hingga penutupan perdagangan pekan lalu, Jumat (11/11/2022), banderol ASSA justru melemah 73,79 persen secara year-to-date (ytd), alih-alih menanjak 32,4 persen seperti proyeksi. Tepatnya, dari posisi Rp3.320 menjadi Rp870 per saham.
Bukan cuma investor ritel yang tertekan floating loss akibat anomali emiten berkapitalisasi pasar sekitar Rp3 triliun itu. Norges Bank Investment Management, salah satu lembaga pengelola investasi alias sovereign wealth fund (SWF) pemerintah Norwegia pun sedang "nyangkut" di saham ASSA.