Menkeu AS Bakal Bahas Kebijakan Covid-19 China di Pertemuan KTT G20

Bisnis.com,14 Nov 2022, 00:42 WIB
Penulis: Asahi Asry Larasati
Menteri Keuangan perempuan pertama di Amerika Serikat Janet Yellen/ Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Amerika Serikat Janet Yellen bakal membahas kebijakan lockdown Covid-19 China dan sektor properti yang bermasalah selama pertemuan dengan kepala bank sentral di sela-sela KTT G20 negara minggu ini.

Dilansir dari Bloomberg pada Minggu (13/11/2022), menurut pejabat senior Departemen Keuangan AS, informasi terkait masalah tersebut dinilai dapat membantu pemerintah AS meneropong prospek ekonomi terbesar kedua di dunia itu.

Sementara itu, Presiden Joe Biden dan orang Presiden Xi Jinping dijadwalkan bertemu pada Senin (14/11/2022) di Bali, sehari sebelum KTT G20 pada 15-16 November 2022. 

Adapun, Yellen diperkirakan akan menghadiri pertemuan itu dan menghadiri perjumpaan terpisah dengan Gubernur Bank Rakyat China Yi Gang. Pasalnya, Yi diperkirakan akan mundur pada awal tahun depan setelah dia keluar dari Komite Sentral Elite Partai Komunis.

Sebelumnya pada Jumat (11/11/2022), Xi menurunkan kebijakan Covid Zero yang telah memperlambat ekonomi China dan menganggu rantai pasokan global sehingga membuat warganya murka.

Pada hari yang sama, People's Bank of China (PBOC) dan Komisi Pengaturan Perbankan dan Asuransi China meluncurkan paket penyelamatan untuk membantu pasar saham yang terperosok dalam rekor perlambatan.

Kemudian, Yellen juga dijadwalkan akan bertemu dengan Menteri Keuangan Prancis Bruno Le Maire dan Menteri Keuangan Italia Giancarlo Giorgetti. Dalam pertemuan tersebut para menteri akan membahas cara menjaga tekanan sanksi pada Rusia atas invasi Ukraina, dan untuk mendorong orang Eropa untuk menawarkan sebanyak mungkin bantuan ke Ukraina.

Seperti diketahui, AS telah menawarkan bantuan ekonomi paling banyak dengan total US$ 8,5 miliar, dengan US$ 4,5 miliar lagi bergerak dalam dua hingga tiga bulan ke depan.

Para pejabat menilai bantuan ke Ukraina dari Eropa sejauh ini cukup kuat. Namun, mereka khawatir pemberian tersebut dapat dipengaruhi oleh serangan militer Rusia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Reni Lestari
Terkini