Bisnis.com, JAKARTA — Bank milik konglomerat Hary Tanoesoedibjo, PT Bank MNC Internasional Tbk. (BABP) akan memaksimalkan kanal digital untuk meningkatkan profitabilitas dari aset-aset yang dimiliki. Bank bakal menjalin kerja sama dengan perusahaan finansial teknologi (fintech) hingga bank perkreditan rakyat (BPR) .
Per kuartal III/2022, emiten berkode saham BABP tersebut telah menyalurkan kredit sebesar Rp10,02 triliun, tumbuh 22,89 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy). Kendati pertumbuhan kredit melonjak, return on asset (ROA) Bank MNC hanya 0,70 persen atau berada sedikit di atas rata-rata ROA Kelompok Bank berdasarkan Modal Inti (KBMI) I yang sebesar 0,65 persen pada Juli 2022.
Sementara itu, laba bank tumbuh Rp57,5 miliar naik 10 kali lipat dibandingkan dengan tahun lalu. Laba ditopang oleh pendapatan bunga bersih yang naik 70,4 persen yoy dan laba operasional yang tumbuh 7 kali lipat.
Presiden Direktur MNC Bank Rita Montagna mengatakan untuk terus menjaga profit yang lebih baik dan berkelanjutan, MNC Bank akan tetap fokus dalam menyalurkan kredit komersial pada segmen wholesale, UMKM dan multifinance. Terkait kredit konsumer, perseroan juga menyalurkan kredit implant banking, kartu kredit, dan KPR secara selektif.
“Secara konsisten, kami juga terus membangun kerja sama strategis dengan berbagai perusahaan seperti BPR, perusahaan pembiayaan, fintech, dan koperasi,” kata Rita kepada Bisnis, Senin (14/11/2022).
Selain itu, kata Rita, MNC Bank juga terus menjaga kualitas portofolio kredit bank dengan menerapkan kehati-hatian (prudential banking) serta terus berupaya untuk mengurangi nonperforming loan (NPL).
Pada kuartal III/2022, NPL MNC Bank membaik menjadi 3,73 persen dari posisi 5,06 persen pada kuartal III/2021. NPL net juga turun dari 3,44 persen menjadi 2,44 persen hingga kuartal III/2022.
Dari sisi dana pihak ketiga (DPK), MNC Bank akan tetap fokus untuk meningkatkan komposisi dana murah yang dilakukan dengan menawarkan produk dan program yang menarik bagi nasabah.
Pertumbuhan dana murah atau CASA (giro dan tabungan) meningkat 22,36 persen, dari Rp2,84 triliun menjadi Rp3,47 triliun hingga kuartal III 2022. Sementara untuk tabungan tumbuh lebih tinggi mencapai 38,43 persen yoy, dari Rp1,58 triliun menjadi Rp 2,19 triliun hingga kuartal III 2022.
“Bank juga terus berupaya meningkatkan fee-based income dari dana masyarakat melalui kartu kredit MNC Bank serta peningkatan fitur dan transaksi yang sesuai dengan kebutuhan nasabah pada platform digital yang dimiliki yaitu MotionBanking dan eBiz Banking,” kata Rita.
Rita berpendapat tantangan yang akan dihadapi perbankan ke depan dalam memacu profitabilitas adalah inflasi yang tinggi, tren suku bunga yang meningkat hingga bayang-bayang resesi global.
Dalam menghadapi tantangan tersebut, MNC Bank fokus meningkatkan kapasitas dan kapabilitas organisasi dengan lebih baik.
Sebelumnya, Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin mengatakan, pada dasarnya kinerja laba bank ditopang dari tiga hal. Pertama kualitas aset, termasuk kredit di dalamnya.
Kedua, fee based income sebagai alternatif. Ketiga, instrumen investasi lain yang dimiliki bank, sehingga bank mendapatkan gain.
"Untuk bank milik konglomerat, jika ekosistem bank mereka mendukung, seperti penyaluran pembayaran, investasi, dan pembiayaannya masuk ke grup konglomerasi tersebut, maka akan memberikan sisi positif," ujarnya kepada Bisnis belum lama ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel