Indonesia Ingin Bentuk Kartel Negara Produsen Nikel Mirip OPEC

Bisnis.com,16 Nov 2022, 10:10 WIB
Penulis: Ni Luh Anggela
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia saat wawancara dengan Bisnis Indonesia di Jakarta, Selasa (25/10/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, BADUNG - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengusulkan pembentukan kartel produsen nikel sejenis Organisasi Pengekspor Minyak Bumi (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC).

Hal tersebut disampaikan Bahlil saat bertemu dengan Menteri Perdagangan Internasional, Promosi Ekspor, Usaha Kecil dan Pembangunan Ekonomi Kanada Mary Ng pada Selasa (15/11/2022).

Menurut Bahlil, sebagai sesama negara yang kaya akan hasil pertambangan khususnya nikel, adanya organisasi sejenis OPEC untuk penghasil nikel dapat mempermudah koordinasi dan menyatukan kebijakan komoditas nikel. Apalagi, Indonesia tengah memprioritaskan hilirisasi sumber daya alam guna mengembangkan ekosistem kendaraan listrik.

“Selama ini yang kami lihat, negara-negara industri produsen kendaraan listrik melakukan proteksi. Akibatnya, negara penghasil bahan baku baterai tidak memperoleh pemanfaatan nilai tambah yang optimal dari industri kendaraan listrik. Melalui kolaborasi tersebut, kita harap semua negara penghasil nikel bisa mendapat keuntungan melalui penciptaan nilai tambah yang merata,” kata Bahlil, Selasa (15/11/2022).

Pada kesempatan yang sama, Bahlil juga membahas terkait penyelesaian perjanjian kerja sama ekonomi Indonesia-Kanada (Indonesia-Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement/Indonesia-Canada CEPA).

Kepada Mary, Bahlil berjanji akan melakukan koordinasi lebih lanjut dan mendukung penyelesaian Indonesia-Canada CEPA.

Mary menyambut baik usulan tersebut. Menurutnya, kedua negara telah memiliki visi yang sejalan terkait optimalisasi sumber daya alam secara  berkelanjutan yang juga memberikan benefit secara ekonomi. Pemerintah Kanada juga menginisiasi transisi ekonomi ke arah ekonomi hijau berkelanjutan, terutama dalam hall menciptakan pekerjaan hijau.

“Pada prinsipnya, kami meyakini bahwa kolaborasi perlu dilakukan dengan partner yang dapat dipercaya, dan Indonesia termasuk partner yang tepat,”ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rio Sandy Pradana
Terkini