Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dan entitas anak berhasil membukukan laba bersih tahun berjalan Rp39,31 triliun per kuartal III/2022, tumbuh 106,14 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan pertumbuhan laba itu tidak lepas dari strategi dan respon perseoran dalam menghadapi tantangan serta merespon kebijakan. "Fungsi intermediasi di BRI tumbuh positif. Kami juga jaga sustainability pertumbuhan dengan fokus ke aspek likuiditas, terutama dana murah (current account savings account/CASA)," ungkapnya dalam konferensi pers laporan kinerja keuangan BRI, Rabu (16/11/2022).
BRI mencatatkan dana pihak ketiga (DPK) Rp1.139,77 triliun per kuartal III/2022. Sementara, porsi CASA BRI mencapai 65,43 persen. Porsi CASA itu meningkat signifikan dibandingkan per September tahun lalu.
"Kemampuan BRI menjaga CASA juga mendorong penurunan beban bunga dan cost of fund," katanya.
Beban bunga BRI menyusut menjadi Rp18,74 triliun per September 2022 dari sebelumnya Rp22,58 triliun. Sementara, pendapatan bunga menjadi sebesar Rp115,25 triliun, tumbuh 9,19 persen (yoy) dari Rp105,54 triliun pada posisi September 2021.
Alhasil, pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) dari emiten bank berkode saham BBRI ini meningkat menjadi Rp96,5 triliun secara konsolidasian, dari sebelumnya Rp82,95 triliun.
Kemudian, cost of fund BRI turun menjadi 1,94 persen per kuartal III/2022. "Ini merupakan terendah sepanjang sejarah BRI," ungkapnya.
Sunarso juga mengatakan bahwa BRI menjaga kualitas aset kredit, terutama kredit restrukturisasi akibat pandemi Covid-19. BRI telah mencatatkan kredit Rp1.111,48 triliun per kuartal III/2022, tumbuh 7,92 persen yoy.
Pertumbuhan kredit ini juga diimbangi dengan penjagaan rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL). Tercatat, NPL BRI secara bank only berada di level 3,14 persen (gross) dan 0,87 persen (net).
Berdasarkan laporan keuangan yang terbit di Harian Bisnis Indonesia, BRI juga mencatatkan margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) dan beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) masing-masing sebesar 7,23 persen dan 62,59 persen pada posisi per 30 September 2022.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel