Bisnis.com, JAKARTA – Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memperkirakan ekonomi Indonesia pada 2022 dan 2023 tetap bertumbuh meski sejumlah negara di dunia seperti Amerika Serikat dan Eropa mengalami resesi. Pertumbuhan ekonomi Indonesia itu seiring dengan kuatnya permintaan domestik.
Perry mengatakan bahwa sejauh ini ekonomi Indonesia masih terus menguat dengan pertumbuhan sebesar 5,72 persen year-on-year (yoy) pada kuartal III/2022. Perolehan ini lebih tinggi dari perkiraan dan capaian kuartal sebelumnya, yang naik 5,45 persen yoy.
Pertumbuhan itu didorong oleh kuatnya permintaan domestik dan tingginya kinerja ekspor. Selain itu, perbaikan ekonomi juga tercermin pada peningkatan pertumbuhan mayoritas lapangan usaha, terutama industri transportasi dan pergudangan, serta perdagangan besar dan eceran.
“Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi 2022 diperkirakan tetap bias ke atas dalam proyeksi kisaran Bank Indonesia pada 4,5 – 5,3 persen,” ujarnya dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) November, Kamis (17/11/2022).
Perry melanjutkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 juga diperkirakan masih tinggi lantaran didorong oleh permintaan domestik, serta kinerja ekspor yang tetap positif di tengah risiko melambatnya perekonomian global.
Di sisi lain, kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) tetap sehat sehingga mendukung ketahanan eksternal. Adapun transaksi berjalan pada kuartal III/2022 diperkirakan meningkat dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, ditopang oleh kuatnya ekspor nonmigas.
“Sementara itu, transaksi modal dan finansial diperkirakan mencatat defisit seiring dengan aliran keluar modal asing khususnya dalam bentuk investasi portofolio di tengah tetap kuatnya aliran masuk dalam bentuk penanaman modal,” tutur Perry. ‘
Sebelumnya, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) juga meyakini pemulihan domestik terus berlanjut di tengah tingginya faktor ketidakpastian eksternal.
Anggota Dewan Komisioner LPS Didik Madiyono mengatakan resiliensi ekonomi Indonesia tersebut ditopang oleh konsumsi domestik dan investasi yang tumbuh dengan baik. Dengan konsumsi domestik yang besar, guncangan di tingkat global pun dapat diredam.
“Selain itu, industri perbankan juga berada dalam kondisi yang stabil dengan tingkat permodalan yang kuat, tingkat likuiditas yang ample, dan pertumbuhan profitabilitas yang memadai,” ujarnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel