Xi Jinping: Asia Jangan Jadi Arena Persaingan Kekuatan Besar!

Bisnis.com,18 Nov 2022, 07:28 WIB
Penulis: Erta Darwati
Presiden China Xi Jinping (kiri) menyampaikan pandangannya dalam Working Session 3 KTT G20 Indonesia 2022 di Nusa Dua, Bali, Rabu (16/11/2022). /Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden China Xi Jinping mengatakan pada Kamis (17/11/2022) bahwa Asia-Pasifik tidak boleh menjadi arena persaingan kekuatan besar.

Xi memperingatkan perang dingin di wilayah yang menjadi sumber ketegangan antara China dengan Amerika Serikat (AS).

Adapun Xi menjelang KTT Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) di Bangkok, menegaskan tak ada upaya untuk perang dingin baru.

"Tidak ada upaya untuk mengobarkan perang dingin baru yang akan diizinkan oleh rakyat atau zaman kita. Kita harus mengikuti jalan keterbukaan dan inklusivitas," kata Xi, seperti dilansir dari CNA, Jumat (18/11/2022).

Lebih lanjut, Xi menegaskan kawasan Asia-Pasifik tidak boleh berubah menjadi arena kontes kekuatan besar.

"Unilateralisme dan proteksionisme harus ditolak oleh semua, setiap upaya untuk mempolitisasi dan mempersenjatai hubungan ekonomi dan perdagangan juga harus ditolak oleh semua," lanjutnya.

Hubungan antara China dan AS semakin menegang dalam beberapa tahun terakhir, karena masalah seperti tarif, Taiwan, kekayaan intelektual, pencabutan otonomi Hong Kong, dan perselisihan atas Laut Cina Selatan.

Adapun seorang pejabat senior pemerintah mengatakan bahwa Wakil Presiden AS Kamala Harris pada Selasa (22/11/2022) akan mengunjungi pulau Palawan Filipina di tepi Laut China Selatan yang disengketakan.

Kunjungannya itu akan menjadikan Harris pejabat AS berpangkat tertinggi yang mengunjungi pulau yang berdekatan dengan Kepulauan Spratly itu.

China telah mengeruk dasar laut untuk membangun pelabuhan dan lapangan udara di Spratly, yang sebagian wilayahnya juga diklaim oleh Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan, dan Vietnam.

Penyiar negara CCTV China mengungkap pernyataan Xi kepada Ferdinand Marcos Jr dari Filipina pada pertemuan di Bangkok.

Xi mengatakan bahwa kekuatan hubungan bilateral bergantung pada hubungan yang stabil di laut mengacu pada perselisihan wilayah Laut China Selatan.

Harris akan berkunjung ke Palawan setelah menghadiri pertemuan APEC, dengan mengikuti serangkaian KTT regional yang selama ini didominasi oleh ketegangan atas perang di Ukraina.

Pada pertemuan G20 di Bali, negara-negara dengan teguh mengatakan sebagian besar anggota mengutuk perang Ukraina, tetapi juga mengakui bahwa beberapa negara memandang konflik tersebut secara berbeda.

Pihak Indonesia juga mengatakan bahwa perang adalah isu yang paling diperdebatkan.

Rusia adalah anggota G20 dan APEC tetapi Presiden Vladimir Putin tak hadir dalam KTT itu. Wakil Perdana Menteri Andrey Belousov akan mewakilinya di APEC.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Nancy Junita
Terkini