Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia terus memperluas infrastruktur pembayaran BI Fast dengan memperbanyak jumlah peserta. Menjelang akhir tahun 2022, bank sentral rencananya akan kembali menambah alokasi bank yang menjadi peserta.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Doni Primanto Joewono mengatakan bahwa untuk mendorong jumlah volume dan transaksi BI Fast, bank sentral akan membuka kembali gelombang atau batch kelima pada akhir tahun ini.
Dia menyampaikan volume transaksi BI Fast sejak diluncurkan pada November 2021 hingga Oktober 2022 telah mencapai 414 juta transaksi dengan nominal sebesar Rp1.393 triliun. Sampai akhir tahun ini, volume diperkirakan tembus 450 juta dengan nominal lebih dari Rp1.500 triliun.
Untuk mencapai target yang telah ditetapkan, Doni menuturkan bahwa BI akan mendorong penambahan alokasi peserta melalui batch kelima yang berjumlah 29 peserta. Adapun saat ini total peserta BI-Fast telah mencapai 77 peserta.
“Dengan penambahan itu, total peserta BI Fast mencapai 106 dan jumlah tersebut sudah mencapai 87 persen dari pangsa pasar. Jadi kami berharap ini akan mendorong volume dan transaksi,” ujar Doni dalam konferensi pers baru-baru ini.
Dia menambahkan bahwa peserta BI Fast akan juga akan dihuni oleh lembaga selain bank pada batch keenam. Doni menyatakan bahwa ada 2 atau 3 lembaga di luar bank yang saat ini sudah siap secara teknologi untuk menerapkan BI-Fast.
Sebagai informasi, Sekretaris Jenderal Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) Handayani telah mengungkapkan bahwa untuk memperluas penyelenggaraan BI-Fast, perusahaan teknologi finansial atau fintech akan mulai bergabung pada 2023.
Hal itu disampaikan Handayani saat rangkaian pertemuan ketiga Finance Ministers Central Bank Governor (FMCBG) pada medio Juli 2022 di Nusa Dua, Bali.
“Fintech itu dijadwalkan pada 2023 untuk bisa berpartisipasi. Mekanismenya ada sebagai peserta langsung, bisa juga menjadi peserta tidak langsung. Jadi, nanti bisa bersama-sama dengan bank yang ikut sebagai peserta langsung,” tuturnya.
Handayani juga menyampaikan bahwa implementasi awal penerapan BI Fast memang dilakukan oleh perbankan terlebih dulu. Seiring berjalannya waktu, ASPI menargetkan seluruh pelaku industri dapat memfasilitasi sistem pembayaran ritel tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel