Intip Kinerja Asuransi Syariah Hingga Kuartal III/2022

Bisnis.com,22 Nov 2022, 16:35 WIB
Penulis: Nabil Syarifudin Al Faruq
Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia/AASI

Bisnis.com, JAKARTA — Hingga kuartal III/2022, kinerja asuransi syariah mengalami pertumbuhan dibandingkan periode sama pada tahun sebelumnya. Hal ini terlihat dari aset asuransi syariah yang naik 3 persen menjadi Rp44,99 triliun.

Pristiwanto Bani, Wakil Ketua Bidang Riset dan Inovasi Asuransi Umum Syariah Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI) mengatakan kontribusi bruto asuransi syariah pada kuartal III/2022 juga mengalami pertumbuhan sebesar 18,13 persen menjadi Rp19,95 triliun. Pada periode tahun sebelumnya, capaian kontribusi bruto sebesar Rp16,89 triliun.

Sementara dari porsi investasi asuransi syariah, sebanyak 80,43 persen berada di pasar modal. Sisanya ada di perbankan yakni 19,23 persen, dan 0,34 persen berada di segmen lainnya. “Dari data ini, pasar modal masih menjadi tujuan investasi yang dominan oleh perusahaan asuransi,” ujar Pristiwanto dalam webinar, Selasa (22/11).

Lebih lanjut, pergerakan investasi asuransi syariah juga mengalami peningkatan, di mana pada kuartal III/2022, asuransi syariah memiliki nilai investasi sebesar Rp36.907 miliar. Nilai ini menunjukan kenaikan sebesar 5,28 persen dibandingkan kuartal III/2021.

“Seiring dengan hal tersebut, hingga kuartal III/2022, asuransi syariah memiliki hasil investasi sebesar Rp936 miliar. Perolehan ini menunjukan kenaikan sebesar 6858.81 persen dari bulan September kuartal III/2021,” ujar dia.

Secara komposisi investasi, saham syariah memberikan porsi paling besar dalam hal penempatan investasi, yakni sebesar 28,8 persern atau setara dengan Rp10.630 miliar.  Sedangkan yang menduduki posisi kedua adalah Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dengan porsi 23,37 persen dari total aset investasi atau setara dengan Rp8.625 miliar.

Adapun dari sisi produk-prduk asuransi syariah yang paling banyak diminati oleh konsumen sejauh ini adalah produk dwiguna kombinasi dengan kontribusi mencapai Rp4.27 triliun. Kemudian disusul oleh produk kematian berjangka selain ekawarsa yang mencapai Rp3.15 triliun dan PAYDI mencapai Rp1,63 triliun.

“Untuk asuransi umum syariah porsinya masih kecil, di mana kontribusi terbesar adalah dari asuransi kendaraan bermotor yang mencapai Rp564 miliar, dan disusul oleh asuransi kecelakaan diri sebesar Rp499 miliar serta asuransi harta benda yang mencapai Rp246 miliar. Sementara untuk lainnya masih relatif kecil. Hal ini diproyeksikan masih akan berlanjut pada 2023,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Anggara Pernando
Terkini