Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah terus mendorong pelaku koperasi; usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM); dan industri kecil dan menengah (IKM) untuk peningkatan ekspor dan penguatan substitusi impor. Kemajuan UMKM bisa menjadi penentu keberlanjutan ekonomi nasional.
Pasalnya, UMKM bisa dibilang merupakan sokoguru ekonomi nasional. Saat ini saja, jumlah UMKM Indonesia mencapai 64 juta atau 99% dari struktur usaha di Indonesia dan berkontribusi tak kurang dari 61% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional serta mampu menyediakan 97% dari lapangan pekerjaan.
Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki dalam acara Future SMEs Village: Local Wisdom for Global Sustainability, yang merupakan side event Presidensi G20 di Bali Collection, Nusa Dua, Bali, Jumat (11/11/2022) pekan lalu mengatakan, isu pengembangan UMKM telah menjadi hal strategis baik nasional maupun internasional.
“Dalam forum G20, UMKM menjadi salah satu crosscutting issue yang sangat strategis dan dibahas di berbagai working group serta engagement group lainnya seperti misalnya B20 dan W20,” ujarnya.
Menurut Menteri Teten, partisipasi UMKM Indonesia dalam rantai pasok global masih minim atau baru mencapai 4,1%. Ini sangat jauh jika dibandingkan Malaysia yang sudah mencapai 46,2%, Thailand 29,6%, Vietnam 20,1% dan Filipina 21,4%.
Sejalan dengan pandangan itu, Ketua Task Force B20 untuk Perdagangan dan Investasi Arif Rachmat saat B20 Summit, Minggu (13/11/2022) di Bali juga mengatakan pentingnya dibangun sistem rantai pasok global yang inklusif sehingga menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang lebih tangguh dan kuat termasuk bagi para pelaku UMKM.
Lebih lanjut, Arif menambahkan pihaknya mengajukan rekomendasi kebijakan kepada pemimpin G20 untuk mempromosikan investasi dan perdagangan global yang terbuka, adil, inklusif, dan efisien pasca pandemi Covid-19.
Rekomendasi kebijakan tersebut tertuang dalam B20 Inclusive Closed Loop Pledge yang bertujuan memperkuat kerja sama global di bidang perdagangan dan investasi. Task Force juga meminta pemimpin G20 memfasilitasi inovasi, digitalisasi dan adopsi teknologi untuk meningkatkan inklusi UMKM dalam rantai pasokan global.
Dalam kesempatan yang sama, Presiden Direktur PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna) Vassilis Gkatzelis yang juga menjadi salah satu pembicara panel dalam B20 Summit mengatakan, UMKM merupakan salah satu kekuatan dan keunggulan dari negara berkembang seperti Indonesia yang punya potensi dan peluang besar untuk masuk dalam rantai pasok global dan mampu menghadapi tantangan yang ada.
“Melalui pemberdayaan dan pengembangan UMKM dan menjadi bagian dari rantai pasok global, maka ekonomi bisa lebih inklusif dan bertumbuh. Hal ini dapat dilakukan dengan membuka akses keuangan hingga cara menembus pasar bagi UMKM," jelasnya.
Vassilis menambahkan, kebijakan ekonomi yang inklusif harus dapat memberdayakan seluruh pemangku kepentingan, mulai dari produsen kecil hingga pengusaha besar.
Sampoerna, kata Vassilis, sangat mendukung langkah B20 Indonesia yang diinisiasi Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia melalui Inclusive Closed Loop model, yang menekankan pada kolaborasi perusahaan besar dengan UMKM dan dengan dukungan teknologi untuk membuka jalan UMKM Indonesia go global.
“Sebagai bagian dari Task Force B20 untuk Perdagangan dan Investasi, Sampoerna mendukung penuh upaya untuk memajukan pertumbuhan dan pemulihan ekonomi melalui pemberdayaan UMKM yang didukung dengan akses pembiayaan dan adopsi teknologi yang lebih inklusif,” kata Vassilis.
Selama ini, sambung Vassilis, pihaknya telah menjalankan upaya berkelanjutan untuk menciptakan nilai tambah. “Sampoerna berfokus pada penciptaan nilai bagi ekosistem sebagai upaya untuk meningkatkan ketahanan rantai pasok”.
Ia melanjutkan, salah satu contohnya ialah pemberdayaan bagi lebih dari 200 ribu UMKM toko kelontong yang tersebar di seluruh Indonesia melalui Sampoerna Retail Community (SRC).
“60% dari mereka adalah perempuan dan usaha toko kelontong adalah sumber pendapatan utama bagi keluarga mereka. Melalui program tersebut, kami memberikan akses terhadap teknologi, pelatihan, dan peluang pengembangan bisnis bagi para toko kelontong,” tutup Vassilis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel