Bisnis.com, JAKARTA — Kinerja harga saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) menguat pada penutupan perdagangan Kamis (24/11/2022) usai perseroan umumkan bakal membagikan dividen interim tunai untuk tahun buku 2022.
Mengacu pada data RTI Business, harga saham BBCA naik 1,41 persen ke level Rp9.000 per saham pada Kamis (24/11/2022), tertinggi sepanjang masa atau all time high.
Selama 5 tahun, peforma harga saham BBCA berada pada level terendah sebesar Rp3.700 dan tertinggi di level Rp9.000.
Sementara pada penutupan perdagangan Rabu (23/11/2022), saham BBCA sebelumnya sempat masuk ke zona merah di level Rp8.875 per saham.
Sepanjang tahun berjalan (year-to-date/ytd), pertumbuhan harga saham BBCA sebesar 23,29 persen dengan level terendah Rp7.000.
Sebelumnya, BBCA umumkan keputusan membagikan dividen interim pada Rabu (23/11/2022), sejalan dengan tren pertumbuhan kinerja hingga kuartal III/2022.
“Likuiditas dan permodalan perseroan juga terjaga pada level yang memadai. Pembagian dividen interim tunai ini merupakan komitmen perseroan untuk senantiasa menjalankan bisnis dengan sebaik-baiknya, dalam rangka memberikan nilai tambah yang berkesinambungan kepada pemegang saham,” ujar Presiden Direktur Jahja Setiaatmadja, dikutip pada Kamis (24/11/2022).
Adapun, total dividen interim tunai yang akan dibayar mencapai Rp4,31 triliun atau meningkat 40 persen dibanding dengan dividen interim tahun buku 2021.
Untuk informasi, periode perdagangan saham dengan hak dividen (cum dividen) pada pasar reguler dan pasar negosiasi akan berakhir pada 1 Desember 2022 sementara pasar tunai pada 5 Desember 2022.
Sedangkan, tanggal pembayaran dividen interim tunai tahun buku 2022 akan dilaksanakan pada 20 Desember 2022.
Adapun
Sementara itu, hingga September 2022, BBCA tercatat membukukan laba bersih Rp29 triliun. Angka ini meningkat 24,8 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Diikuti dengan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) yang naik 9,3 persen yoy menjadi Rp46,1 triliun.
Seiring dengan peningkatan laba bersih, kredit yang disalurkan perseroan juga meningkat 12,6 persen secara tahunan menjadi Rp682 triliun. Sementara itu, dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 11 persen ke posisi Rp1.025,52 triliun pada kuartal III/2022.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel