Bisnis.com, JAKARTA - Tren transaksi digital perbankan ke depan diyakini tetap kuat, meski Bank Indonesia (BI) memperkirakan kemungkinan inflasi masih akan tinggi pada kuartal I dan II tahun 2023.
Gubernur BI Perry Warjiyo, dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR, Senin (21/11/2022), mengatakan ada kemungkinan inflasi masih akan tinggi pada awal 2023. Kendati demikian, BI berusaha menekan inflasi inti agar berada di bawah 4 persen.
Di tengah perkiraan tersebut, sejumlah bank tetap memacu pengembangan layanan digital perbankan dan meyakini tren transaksi digital akan tetap menguat.
"Tren transaksi digital di tahun 2023 akan semakin meningkat dan tidak terpengaruh jika ada tekanan inflasi ke depan," ujar SVP Transaction Banking Retail Sales PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Thomas Wahyudi kepada Bisnis, Jumat (25/11/2022).
Thomas mencontohkan saat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada awal September 2022, transaksi aplikasi Livin' by Mandiri tetap mengalami pertumbuhan sebesar 59 persen year-on-year (yoy) atau naik 403 juta transaksi.
Dia menambahkan emiten berkode saham BMRI ini juga telah menambahkan fitur baru yakni Livin' Around The World pada awal November 2022. Fitur baru tersebut memungkinkan nasabah bertransaksi di lebih dari 100 negara, sehingga mampu mendorong peningkatan jumlah transaksi.
"Di tahun 2023, Bank Mandiri akan terus berupaya mengembangkan fitur Livin untuk menciptakan digital ekosistem baru demi meningkatkan engagement nasabah ke Livin' by Mandiri, sehingga transaksi ke depan akan terus meningkat," tuturnya.
Sebagai catatan, nilai transaksi digital banking tercatat meningkat 38,38 persen secara tahunan menjadi Rp5.184,1 triliun pada Oktober 2022. Adapun nilai transaksi uang elektronik atau UE tumbuh 20,19 persen yoy menjadi Rp35,1 triliun.
Seiring dengan meningkatnya tren transaksi digital, PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. meluncurkan fitur baru di aplikasi ponsel Muamalat Digital Islamic Network (DIN) dengan nama Digital Customer On Boarding. Peluncuran fitur baru ini diharapkan mampu mendorong tingkat akuisisi nasabah perseroan hingga 20 persen dalam kurun satu tahun.
Direktur Utama Bank Muamalat Achmad K. Permana menuturkan saat ini perseroan memiliki 1,5 juta nasabah. Dari jumlah tersebut, sebanyak 90 persen transaksi nasabah dilakukan secara digital yang mayoritas diakses melalui aplikasi Muamalat DIN.
“Akuisisi nasabah secara konservatif mungkin di angka 20 persen dari 1,5 juta nasabah itu bisa naik pada tahun 2023. Dengan berjalannya waktu, jumlah jamaah haji juga mulai meningkat dan kami akan fokus di situ sebagai bagian dari akuisisi,” ujarnya di Jakarta, Kamis (24/11/2022).
Adapun fitur digital customer onboarding diklaim membuat proses pembukaan rekening dapat dilakukan dengan mudah, mulai dari pengisian data pribadi, pemilihan produk tabungan, hingga verifikasi data diri secara elektronik atau electronic know your customer (e-KYC).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel