Bisnis.com, JAKARTA – Saham bank digital memberikan Putra Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kaesang Pangarep untung 2.300 persen. Bagaimana ceritanya?
Kaesang mengatakan investasi dengan cuan jumbo itu dilakukan pada 2021. Saat itu, dia ikut berinvestasi pada salah satu saham bank digital yang melakukan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO).
“Saham bank digital itu IPO sekitar Januari atau Februari 2021, saya pegang cuma 1 bulan kemudian langsung out. Lumayan hasilnya buat jajan,” jelas Kaesang dalam diskusi virtual 'Potensi Mendulang Cuan ala Kaesang dan Kevin Bersama Saham Rakyat,' Sabtu (26/11/2022).
Dalam laporan BEI, bank digital yang IPO dalam periode Januari Februari 2021 adalah PT Bank Net Indonesia Syariah Tbk., perusahaan yang kini telah berganti nama menjadi PT Bank Aladin Syariah Tbk (BANK). Emiten bank itu, IPO dengan harga Rp100 per lembar.
Tercatat setelah IPO, pemegang saham BANK merupakan kongsi dari keluarga pemilik pabrik rokok di Jawa Tengah yakni NTI Global (60,55 persen), dan Anthony Pradiptya Gandi, putra bos Sinarmas Gandi Sulistiyanto yang kini jadi Dubes RI di Korsel, melalui Alphaplus Adhigana (1,55 persen), serta publik (37,9 persen).
Kaesang sendiri memiliki hubungan bisnis yang cukup luas dengan Anthony Pradiptya Gandi melalui GK Hebat. Sejumlah usaha kuliner Kaesang berada dalam payung kongsi ini.
Diakses hari ini, Minggu (27/11/2022), pemilikan BANK ini sudah berubah sepenuhnya. Dalam laporan ke BEI per akhir Oktober 2022, pemegang saham BANK kini menjadi PT Aladin Global Ventures (57,86 persen), dan masyarakat (42,14 persen).
Lalu bagaimana kinerja saham BANK setelah IPO sehingga memberi cuan besar bagi investornya, termasuk Kaesang?
Setelah IPO, harga saham BANK terus melonjak. Mengacu pernyataan Kaesang, yakni menyimpan 1 bulan, harga saham BANK mencapai Rp2.050 per lembar. Atau dengan kata lain, keuntungan yang diraup 1.900 persen jika mengacu harga IPO. Dengan kata lain, dengan keuntungan 2.300 persen, Kaesang menjadi investor pra IPO.
Atau dapat juga Kaesang melepas saham BANK pada pertengahan Maret 2021, sebelum saham BANK di suspensi yakni 12 Maret 2022 atau 15 Maret 2021. Pada 12 Maret 2021, harga saham Bank mencapai Rp2.470 per lembar atau memberi keuntungan 2.300 persen dari harga IPO. Sedangkan pada 15 Maret, saham BANK ditutup pada level Rp2.650 per lembar, atau di atas pernyataan keuntungan dari Kaesang atau sekitar 2.550 persen.
Saham BANK sendiri disuspen ke esokan harinya atau 17 Maret 2021 dan baru dilepas oleh BEI pada 6 April 2021. Harga saham BANK masih mendaki setelah suspensi hingga menyentuh Rp3.980 pada 10 Agustus 2021. Akan tetapi setelahnya, harga saham BANK berbalik meluncur turun.
Pada penutupan perdagangan Jumat (25/11/2022), harga saham BANK bertengger pada level penutupan Rp1.500 per lembar. Longsor -62,31 persen dari harga tertingginya. Akan tetapi, investor IPO masih membukukan keuntungan 1.400 persen.
Sementara itu, dalam paparan investasinya kemarin, Kaesang menyebutkan dalam berinvestasi, ia mencermati kondisi fundamental perusahaan yang akan dibeli. Kinerja keuangan, prospek perusahaan serta sektornya menjadi beberapa pertimbangan utama.
Setelah menentukan pilihan sahamnya, Kaesang akan langsung membeli sejumlah saham tersebut untuk kemudian disimpan selama beberapa waktu. Ia juga mengaku tidak melakukan trading saham dan hanya menahan sahamnya hingga mencatatkan return yang memuaskan.
“Biasanya saya investasi sekitar 2–3 tahun, kemudian lupakan,” tambahnya.
Kaesang juga membeberkan memiliki portofolio investasi pada beberapa saham, yakni pada sektor pertambangan, hiburan atau entertainment dan lainnya.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel