Ekspor Sepatu Naik 35 Persen, 2023 Bisa Ada Pengurangan Order

Bisnis.com,28 Nov 2022, 16:02 WIB
Penulis: Peni Widarti
Seorang pekerja menunjukkan sepatu Aerostreet. /Bisnis-Nicholas Sampurna

Bisnis.com, SURABAYA — Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) meyebut kinerja ekspor sepatu atau alas kaki di sepanjang Januari - September 2022 berhasil naik 35,57 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Ketua Umum Aprisindo, Eddy Widjanarko mengatakan kinerja ekspor sepatu yang mampu tumbuh dengan baik ini merupakan imbas dari ada kebijakan lockdown yang dilakukan China, sehingga banyak buyer yang mengalihkan order sepatu ke pabrikan di Indonesia.

“Order para buyer yang semula dilakukan di China ini telah dialihkan ke Indonesia dan Vietnam, bahkan sejak pandemi 2020 sampai saat ini. Pabrikan sepatu kita menikmati kenaikan ekspor,” Katanya, Senin (28/11/2022).

Dia menjelaskan, kinerja ekspor sepatu pada 2020 saja mengalami pertumbuhan hingga 8,97 persen, kemudian pada 2021 kembali naik sebesar 28,3 persen, dan di tahun ini kenaikan semakin tinggi mencapai 35,57 persen.

“Peralihan ini juga karena Indonesia dianggap berhasil mengendalikan penyebaran Covid-19 secara cepat dan tepat,” katanya.

Namun begitu, kata Eddy yang juga merupakan Ketua Confederation of International Footwear Association (CIFA) dalam International Footwear Conference (IFC) ke-39 di Hong Kong pada November ini menyebut, Indonesia masih tetap harus waspada dengan ancaman resesi tahun depan mengingat bisa berdampak pada pengurangan order dari luar negeri.

Menurutnya, akibat perlambatan ekonomi, konsumen akan membatasi belanjanya sehingga menyebabkan over stock di toko-toko. Bahkan ada beberapa brand besar yang sudah menyatakan akan mengurangi order ke semua negara tempat produksinya hampir 50 persen.

"Setidaknya tiga brand besar sepatu untuk keperluan olahraga sudah menyatakan pengurangan order yang akan berlaku 5-6 bulan ke depan dengan harapan stok yang masih menumpuk di toko sudah terjual, kemudian mereka akan menambah order dengan potensi kenaikan 30 persen,” jelasnya.

Eddy menambahkan, dari order tersebut Indonesia diperkirakan bisa menyerap sekitar 80 persen Pre-Order yang ada jika dibandingkan dengan sebelum pandemi. 

"Ekspor pasti akan turun, tetapi kita berharap pasar domestik bisa kembali bagus karena pandemi di Indonesia sudah terkendali, toko-toko buka, sekolah juga sudah normal kembali," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Miftahul Ulum
Terkini