Kredit Perbankan Jateng Alami Pertumbuhan 9,64 Persen

Bisnis.com,28 Nov 2022, 08:46 WIB
Penulis: Alif Nazzala R.
Pegawai merapikan uang rupiah./Bisnis-Himawan L Nugraha

Bisnis.com, SEMARANG - Aset perbankan di Jawa Tengah pada September 2022 tumbuh 8,94 persen (yoy) diatas nasional yang tumbuh 7,75 persen (yoy).

Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 3 Jateng DIY Aman Santosa menjelaskan bahwa pertumbuhan kredit perbankan di Jawa Tengah September 2022 tumbuh sebesar 9,64 persen (yoy), meningkat dibandingkan bulan lalu yang tumbuh 9,08 persen (yoy), namun pertumbuhan kredit tersebut masih di bawah nasional yang tumbuh 11,00 persen (yoy).

"Di sisi lain, dana pihak ketiga [DPK] Jawa Tengah tumbuh 5,35 persen (yoy) di bawah pertumbuhan nasional 6,82 persen (yoy). DPK lebih rendah karena dana korporasi yang banyak digunakan untuk investasi & konsumsi," katanya, Sabtu (26/11/2022).

Ia menambahkan porsi penyaluran kredit kepada UMKM di Jawa Tengah dan DIY sebesar 49,37 persen dan 49,04 persen lebih tinggi dibandingkan nasional 21,53 persen dan arahan Presiden agar porsi UMKM sebesar 30 persen padaTahun 2024.

"Pertumbuhan kredit kepada UMKM perbankan di Jawa tengah sebesar 26,48 persen (yoy) dan DIY sebesar 19,85 persen (yoy), di atas pertumbuhan nasional sebesar 17,31 persen (yoy)," ujarnya.

Menurutnya, meningkatnya aset perbankan berbanding lurus dengan pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah pada Triwulan III 2022 sebesar 5,28 persen (yoy) atau meningkat dibanding tahun sebelumnya pada Triwulan III 2021 yang tumbuh sebesar 2,73 persen (yoy). Angka pertumbuhan ini berada di bawah angka pertumbuhan Nasional sebesar 5,72 persen (yoy)

Pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah Semester III didukung oleh sektor Transportasi dan Pergudangan yang tumbuh 98,53 persen (yoy), Akomodasi Makanan dan Minuman sebesar 24,33 persen (yoy), diikuti Jasa Lainnya sebesar 12,16 persen (yoy).

"Sementara itu sektor pertanian sebagai sektor terbesar kedua setelah industri pengolahan dalam struktur ekonomi Jawa Tengah mengalami kontraksi sebesar -1,17 persen, karena mayoritas padi dan tanaman lain tidak panen pada periode ini," katanya. (k28)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Miftahul Ulum
Terkini