OJK Tebar Insentif Mobil Listrik, Ini Kata Bos CIMB Niaga Finance (CNAF) hingga BCA Finance

Bisnis.com,01 Des 2022, 22:30 WIB
Penulis: Rika Anggraeni
Kantor BCA Finance/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Guyuran deras insentif mobil listrik atau program kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) juga diterima oleh para pemain leasing yang salah satunya berupa uang muka (down payment/DP) sebesar 0 persen.

Tak hanya itu, perusahaan pembiayaan atau multifinance juga mendapatkan penyaluran dana kepada nasabah terkait produksi dan konsumsi KBLBB dapat diberikan relaksasi bobot risiko aset yang disesuaikan menjadi 50 persen. Insentif ini berlaku untuk pembiayaan yang dibukukan terhitung sejak 18 November 2022 – 31 Desember 2023.

Selain itu, juga ada penilaian kualitas pembiayaan untuk pembelian KBLBB dan/atau pengembangan industri hulu dari KBLBB dengan plafon sampai dengan Rp5 miliar yang dapat hanya didasarkan atas ketepatan pembayaran pokok dan/atau margin/bagi hasil/ujrah sesuai POJK 35/2018 dan POJK 10/2019.

Perusahaan pembiayaan PT CIMB Niaga Auto Finance (CIMB Niaga Finance/CNAF) menilai bahwa insentif kendaraan listrik yang digulirkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dapat mendukung kepedulian masyarakat untuk lingkungan yang sehat.

Presiden Direktur CIMB Niaga Finance Ristiawan Suherman menuturkan bahwa CNAF mendukung insentif terhadap program KBLBB ini. Menurut Ristiawan, selain meningkatkan penjualan mobil kendaraan ramah lingkungan, insentif KBLBB juga mendukung kepedulian masyarakat terkait dengan lingkungan yang sehat.

“Insentif oleh OJK dalam bentuk relaksasi peraturan maupun pemerintah dalam bentuk pajak 0 persen terbukti berhasil meningkatkan jumlah penjualan mobil listrik di 2022 ini,” kata Ristiawan kepada Bisnis, Rabu (30/11/2022).

Ristiawan mencatat, sampai dengan Oktober 2022, realisasi pembiayaan baru di CNAF sebesar Rp6,8 triliun. Perolehan itu tumbuh sebesar 63 persen jika dibanding periode yang sama 2021 yang bernilai Rp4,2 triliun.

Adapun, dari total realisasi pembiayaan baru tersebut, sampai Oktober 2022, pembiayaan mobil ramah lingkungan di CNAF juga terpantau tumbuh 41 persen dari tahun sebelumnya pada periode yang sama.

“Kenaikan menjadi Rp38,7 miliar per Oktober 2022, dari Rp27,3 miliar di tahun sebelumnya pada periode yang sama,” terangnya.

Kendati demikian, Ristiawan menyoroti tantangan utama dalam program KBLBB, di mana kendaraan listrik masih dijual dengan harga yang relatif mahal. Selain itu, infrastruktur charging station maupun servis untuk kendaraan listrik juga masih sangat terbatas.

“Tantangan lainnya adalah kekhawatiran atas nilai jual KBLBB yang jatuh karena belum terdapat pasar mobil second KBLBB,” ungkapnya.

Sementara itu, Presiden Direktur BCA Finance Roni Haslim memandang bahwa kebijakan insentif KBLBB yang dikeluarkan OJK merupakan langkah yang tepat, meski produksi kendaraan listrik masih sangat sedikit.

“Saya kira insentif KBLBB ini akan sangat baik, tapi kendala utama adalah produksi KBLBB masih sangat kecil dan volume penjualan masih sangat kecil,” tuturnya.

Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), sepanjang Januari – Oktober 2022 volume penjualan wholesale mobil listrik jenis battery electric vehicle (BEV) di pasar domestik sudah mencapai 5.955 unit.

Adapun, Wuling Air EV Long Range menjadi merek mobil listrik yang mendominasi alias paling laris sampai dengan Oktober 2022. Gaikindo mencatat Wuling Air EV Long Range mencapai penjualan wholesale sebanyak 3.307 unit.

Posisi kedua ditempati oleh merek Hyundai Ioniq5 Signature Extended yang mencatatkan penjualan sebanyak 1.189 unit. Selain itu, Wuling Air EV Standard Range menjadi mobil listrik dengan penjualan mencapai 1.030 unit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Anggara Pernando
Terkini