KAI Blak-blakan Soal Rencana 'Suntik Mati' KA Argo Parahyangan

Bisnis.com,01 Des 2022, 15:24 WIB
Penulis: Dany Saputra
Petugas melakukan perawatan lokomotif di Dipo Lokomotif di kawasan Stasiun Kereta Api (KA) Madiun, Jawa Timur, Kamis (14/4/2022). Seluruh lokomotif yang dioperasikan PT KAI Daerah Operasi (Daop) 7 Madiun diharapkan selesai menjalani perawatan sebelum memasuki masa angkutan lebaran guna menjamin keselamatan perjalanan KA./Antara-Siswowidodo.rn

Bisnis.com, JAKARTA - PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI buka suara soal rencana 'suntik mati' KA Argo Parahyangan, ketika Kereta Cepat Jakarta–Bandung beroperasi pada pertengahan tahun depan.

Untuk diketahui, rencana penutupan kereta relasi Stasiun Gambir–Stasiun Bandung (pp) itu mengemuka jelang beroperasinya Kereta Cepat. Sebagai operator, KAI mengaku masih berkoordinasi dengan pemerintah mengenai nasib KA Argo Parahyangan.

Kendati demikian, BUMN perkeretaapian yang juga ikut andil dalam proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung itu menegaskan, bahwa akan mengikuti apa yang menjadi keputusan pemerintah ke depannya.

"Adapun jika nantinya diputuskan pemerintah seperti itu [Argo Parahyangan ditutup], KAI sebagai operator tentunya akan patuh terhadap kebijakan dan peraturan pemerintah. KAI berkomitmen untuk terus memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat," tutur VP Public Relations KAI Joni Martinus, Kamis (1/12/2022).

Saat ini, Joni menegaskan juga bahwa KA Argo Parahyangan masih beroperasi seperti biasa. Jika dilihat dari situs pembelian tiket kereta secara online, tiket KA Argo Parahyangan dijual dengan harga Rp100.000 sampai dengan Rp150.000.

Di sisi lain, tiket Kereta Cepat Jakarta–Bandung rencananya dibanderol dengan harga Rp350.000 untuk jarak terjauh dan Rp150.000 untuk jarak terdekat. Namun, untuk tiga tahun pertama, rencananya tiket akan dihargai Rp250.000 terlebih dahulu.

KAI merupakan salah satu BUMN yang ikut andil dalam proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung, bersama dengan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk., PT Jasa Marga (Persero) Tbk., dan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII. KAI menjadi pimpinan konsorsium BUMN Indonesia yakni PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI), yang memegang 60 persen saham Indonesia pada PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC).

Oleh karena itu, KAI juga fokus untuk mempersiapkan layanan kereta pengumpan (feeder) dari Stasiun Kereta Cepat Padalarang menuju Stasiun Bandung. Hal itu lantaran Kereta Cepat hanya melewati Halim, Karawang, Padalarang, dan Tegalluar.

"KAI juga masih fokus mempersiapkan hadirnya layanan Kereta Api Cepat Jakarta Bandung beserta KA Feeder dari Stasiun Padalarang ke Stasiun Bandung bagi pelanggan Kereta Cepat yang ingin melanjutkan perjalanannya ke berbagai wilayah lainnya," tandas Joni.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rio Sandy Pradana
Terkini