Menteri PUPR: Rumah Korban Gempa Cianjur Tuntas Dibangun Sebelum Lebaran 2023

Bisnis.com,05 Des 2022, 09:06 WIB
Penulis: Afiffah Rahmah Nurdifa
Warga mengevakuasi barang dari puing bangunan terdampak gempa bumi di Rancagoong, Cilaku, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Selasa (22/11/2022). Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat 125 kali gempa susulan di wilayah Kabupaten Cianjur, hingga pukul 08.00 WIB, Selasa (22/11). Kekuatan gempa susulan itu bervariasi dari yang terbesar bermagnitudo 4,2 hingga 1,5. Warga diimbau untuk mewaspadai gempa bumi susulan. Bisnis/Rachman

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan pembangunan hunian tetap bagi korban gempa Cianjur dapat rampung sebelum lebaran 2023.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pembangunan telah dimulai dengan penyiapan lahan sebesar 2,5 hektare (ha) di Cilaku dan 30 ha di Mande.

Rekonstruksi rumah-rumah tersebut menggunakan teknologi Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA) dengan struktur tahan gempa. Hal ini lantaran RISHA yang telah terbukti berhasil membuat bangunan dua sekolah di Cianjur tetap kokoh berdiri pascagempa melanda.

"Stok yang tersedia saat ini sekitar 2.400 unit RISHA dan kita akan pasang seluruhnya di Cianjur dengan target tuntas sebelum Lebaran 2023," kata Basuki dalam keterangan resminya, dikutip Senin (5/12/2022).

Sebelumnya, Kementerian PUPR telah menunjuk PT Brantas Abipraya untuk mengerjakan proses pembersihan dan penyiapan lahan atau land clearing untuk hunian warga yang akan direlokasi.

"Saat ini sedang dikerjakan 4 unit dari 200 unit RISHA dengan struktur tahan gempa. Besok jumlah tenaga kerja yang dikerahkan akan mencapai 100 orang untuk percepatan," ujarnya.

Pada Minggu (5/12/2022), Kementerian PUPR mulai melakukan pengukuran dan penyiapan lahan 30 ha di Mande yang merupakan calon tempat tinggal bagi warga terdampak yang direlokasi. Pasalnya, warga tersebut semula tinggal di zona sabuk merah dengan tingkat kerentanan tinggi terhadap gempa dan gerakan tanah/longsor.

Selain itu, Kementerian PUPR telah membuka akses logistik dan mengirimkan bantuan sarana prasarana sanitasi dan air bersih untuk membantu para pengungsi selama masa tanggap darurat.

Adapun, rumah yang akan direlokasi dan dibangun kembali oleh Kementerian PUPR hanya rumah yang mengalami kerusakan berat dan perlu direlokasi. Untuk itu, Kementerian PUPR menerjunkan tim khusus guna melakukan survei dan mendata jumlah rumah yang mengalami kerusakan.

Pendataan memanfaatkan inovasi teknologi informasi aplikasi Rumah Terdampak Bencana (Rutena). Proses pendataan juga melibatkan BNPB, Badan Geologi, BMKG, Dinas Perumahan dan Permukiman Kabupaten Cianjur, Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) Program BSPS, relawan serta mahasiswa yang direkrut untuk mendata rumah.

"Seperti pengalaman sebelumnya pascagempa Lombok tahun 2018, saya juga akan mengirimkan para calon PNS muda Kementerian PUPR untuk bekerja membantu survei pendataan dan pembangunan hunian tetap berikut infrastruktur pendukungnya," tambahnya.

Selain pembangunan rumah untuk relokasi warga terdampak gempa, Kementerian PUPR juga akan merehabilitasi beberapa bangunan publik, fasilitas sosial, dan fasilitas umum yang rusak berat akibat gempa.

"Di antaranya Gedung DPRD Kabupaten Cianjur, SMP Negeri 1 Cugenang dan SMP 1 Cariu, 3 masjid besar di Cugenang, dan perumahan Komando Distrik Militer (Kodim) Cianjur. Sedangkan untuk rehabilitasi jalan ditargetkan terbuka semua pada Januari 2023," jelas Basuki.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Denis Riantiza Meilanova
Terkini