Bos BI Ungkap Alasan Terbitkan Rupiah Digital

Bisnis.com,05 Des 2022, 11:34 WIB
Penulis: Ni Luh Anggela
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan kata sambutan saat pertemuan Tahunan BI, Rabu (30/11/2022). Dok. BPMI Setpres RI.

Bisnis.com, JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dalam talkshow rangkaian BIRAMA (BI Bersama Masyarakat) di Kantor Pusat BI, Jakarta, pada Senin (5/1/2022) mengungkapkan alasan BI luncurkan rupiah digital. Apa saja?

Perry menyampaikan, setidaknya terdapat tiga alasan BI menerbitkan rupiah digital. Pertama, karena BI merupakan satu-satunya lembaga negara yang sah mengeluarkan rupiah digital, sesuai dengan Undang-undang. 

Alasan kedua, karena BI ingin melayani masyarakat. Perry menuturkan, saat ini ada masyarakat yang masih ingin menggunakan alat pembayaran kertas, dan ada pula yang masih ingin menggunakan alat pembayaran berbasis rekening. Namun, Indonesia saat ini didominasi oleh milenial sehingga diperlukan alat pembayaran digital.

“Indonesia sekitar 60 persen milenial, apalagi anak cucu kita memerlukan alat pembayaran digital. Jadi, BI sebagai bank sentral satu-satunya di Indonesia ingin melayani masyarakat untuk tiga jenis pembayaran, uang kertas, berbasis kartu atau rekening, dan uang berbasis digital,” kata Perry, Senin (5/12/2022).

Alasan selanjutnya adalah digitalisasi currency ini dapat dimanfaatkan untuk kerja sama internasional. Oleh karena itu, BI bersama dengan bank sentral negara lain bekerja sama mengembangkan central bank currency.

“Di G20 Alhamdulilah sudah disepakati, pilihan-pilihan desain CBDC itu apa, bagaimana digital bank untuk inklusi keuangan dan juga bagaimana CBDC saling kerjasama internasional. Jadi alasan ketiga BI keluarkan CBDC agar kita tetap bisa kerja sama internasional,” ujarnya.

BI sendiri telah meluncurkan white paper yang mencakup desain pengembangan CBDC (Central Bank Digital Currency) atau rupiah digital yang dinamakan Proyek Garuda pada akhir November lalu.

Adapun implementasi rupiah digital ini akan dilakukan secara bertahap, dimulai dari wholesale CBDC untuk penerbitan, pemusnahan, dan transfer antar bank. Selanjutnya, akan diperluas dengan model bisnis operasi moneter dan pasar uang, dan integrasi wholesale rupiah digital dengan ritel rupiah digital secara end to end.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Aprianto Cahyo Nugroho
Terkini