Duh! Makin Menipis, Stok Beras Bulog Cuma 295.337 Ton

Bisnis.com,07 Des 2022, 17:16 WIB
Penulis: Annasa Rizki Kamalina
Pekerja berada di gudang Bulog di Jakarta, Rabu (2/9/2020). Bisnis/Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pangan Nasional (Bapanas) melaporkan per 6 Desember 2022 stok cadangan beras pemerintah (CBP) milik Perusahaan Umum Badan Usaha Logistik (Perum Bulog) semakin menipis hingga menyentuh 295.337 ton. 

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengungkapkan, saat ini stok beras milik Perum Bulog secara total, baik komersial maupun CBP, tersedia sebanyak 494.202 ton.

“Sebenarnya, stok CBP kami itu sekarang tinggal 295.000 ton,” ucap Arief dalam Rapat Kerja (Raker) Komisi IV DPR bersama Menteri Pertanian, Kepala BPS, Kepala Bapanas, Dirut Perum Bulog, dan Dirut PT RNI, Rabu (7/12/2022).

Dia menjelaskan bahwa dari total stok beras 494.202 ton, stok komersial tersedia sebanyak 198.965 ton (40,24 persen) dan stok CBP 295.337 ton (59,76 persen).

Kemudian, Arief menyampaikan bahwa pihaknya mendorong stok komersial di Perum Bulog untuk dikonversi menjadi stok CBP agar dapat digunakan untuk intervensi pasar.   

Adapun, idealnya, Perum Bulog harus memiliki stok 1-1,2 juta ton hingga akhir 2022.

Sementara itu, harga beras medium dalam pantauan Badan Pangan Nasional pada satu pekan terakhir telah naik 1,16 persen. Per 6 Desember 2022, harga beras medium berada di posisi Rp11.323 per kilogram (kg).

Untuk memenuhi CBP tersebut, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menegaskan telah menyetujui persetujuan impor (PI) sebesar 500.000 ton beras.  

“Saya sudah teken surat perintah dari Menko [Airlangga Hartarto], dari Bulog, meminta agar segera diizinkan impor, maka saya sudah beri izin untuk impor datangkan beras sebanyak 500.000 ton kapan pun diperlukan, sekarang sudah dipesan karena Bulog pelaksananya,” tegas Zulhas kepada awak media saat ditemui di kantor Kemendag, Jakarta, Rabu (7/12/2022). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Denis Riantiza Meilanova
Terkini