Bisnis.com, JAKARTA - Otoritas jasa keuangan (OJK) sampaikan kredit perbankan melesat 11,95 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) pada Oktober 2022.
Kepala eksekitif pengawas perbankan OJK Dian Ediana Rae menyebutkan, dalam sebulan kredit meningkat Rp58,61 triliun menjadi Rp6.333 triliun. Lantas, bagaimana kondisi likuiditas di tengah tingginya pertumbuhan kredit?
Dalam laporan yang dibagikan pada agenda rapat dewan komisaris bulanan (RDKB) yang digelar secara virtual pada Selasa (6/12/2022), likuiditas industri perbankan pada Oktober 2022 tercatat dalam rasio yang terjaga.
"Rasio alat likuid dan non core deposit AL/NCD tercatat sebesar 130,17 persen. Sementara pada september 2022 masih tercatat sebesar 121.62 persen," pungkas Dian.
Sementara rasio alat likuid terhadap dana pihak ketita atau AL/DPK, Dian melanjutkan, sebesar 29,46 persen pada Oktober 2022 sementara pada september tercatat 27.35 persen.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kondisi likuiditas perbankan masih dalam taraf aman mengingat kedua rasio tersebut masih berada di atas ketentuan ambang batas AL/NCD sebesar 50 persen dan AL/DPK 10 persen.
Di samping itu, rasio kecukupan modal yang berfungsi menampung risiko kerugian yang mungkin dihadapi oleh bank atau capital adequacy ratio perbankan nasional dilaporkan masih berada jauh di atas ambang aman.
"Posisi devisa neto (PDN) pada Oktober 2022 tercatat sebesar 2.01 persen atau jauh diabwah tracehold 20 persen. CAR perbankan tercatat meningkat menjadi 25.13 persen dari posisi september 25.09 persen," tutup Dian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel