Bisnis.com, JAKARTA - Di tengah isu resesi global, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan perseroan yang akan menggelar aksi korporasi penawaran saham umum perdana (initial public offering/IPO) masih tetap ramai pada 2023.
"Prediksi pelaksanaan IPO 2023 diramal ramai, untuk IPO memang kita lihat dengan kenaikan suku bunga dan likuiditas, IPO menjadi salah satu cara bagi perusahaan untuk lakukan rising," jelas Maynard Arif selaku ekonom senior sekaligus Head of Research DBS Group, Selasa (6/12/2022).
Sebelumnya, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman mengatakan jumlahnya tidak berbeda jauh dengan tahun ini.
Otoritas bursa menargetkan IPO 58 emiten pada tahun ini. Sementara itu, untuk tahun depan diprediksi ada 57 emiten yang melantai di bursa.
"Ada 39 [calon emiten] potensial. Yang tidak terealisasi [IPO] akan dibawa dari tahun ini ke tahun depan," ujar Iman dalam Workshop Media Gathering Pasar Modal 2022 di Bandung
Adapun, BEI mencatat sektor yang dilaporkan bakal mendominasi IPO pada pasar bursa tahun 2023 diantaranya sektor konsumen, teknologi hingga energi.
Sementara pada sektor perbankan sendiri, Bank Muamalat mengonfirmasi mantap akan menggelar penawaran saham umum perdana-nya pada 2023 mendatang.
Dalam laporan perkembangannya yang sempat dibagikan kepada Bisnis, Bank Muamalat menejelaskan telah masuk ke tahap pengajuan dokumen jelang penawaran saham perdana tersebut.
"Proses sudah kita mulai ya, dan memang sudah dimasukkan di akhir tahun depan. Dan bagian juga dari proposal penyehatan itu kan 2023, dua tahun setelah BPKH masuk akan melakukan listing, jadi memang sudah kita persiapkan," jelas Achmad Kusna Permana.
Selain itu, kabar mengenai rencana HSBC Indonesia gelar IPO pada 2023 mendatang juga semakin kuat berhembus. Sebelumnya, perbankan asing yang berkantor pusat di Inggris ini pertama kali dikabarkan bakal gelar IPO pada Mei 2022 lalu.
Seperti dikutip dari DealstreetAsia pada Senin (3/10/2022), dikabarkan HSBC Holdings Plc telah mulai memberi pengarahan yang diduga merupakan potenai pengarahan IPO kepada investor.
Pada kesempatan berbeda, Maynard melanjutkan, dengan kondisi ekonomi global yang penuh ketidak pastian, tak heran bila para investor asing akan membidik investasi di negara berkembang mengingat pertumbuhan ekonominya jauh lebih prospektif pada situasi saat ini.
"Dan Indonesia menjadi salah satu negara maju yang pertumbuhan ekonominya relatif pada 2023 masih bagus, walau ada perlambatan. Sehingga ini yang menjadi daya tarik bagi investor asing," pungkas maynard.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel