Cadangan Devisa RI Berpotensi Naik di Akhir Tahun, Mampu Bawa Rupiah Menguat?

Bisnis.com,08 Des 2022, 09:45 WIB
Penulis: Maria Elena
Aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Jawa Tengah, Kamis (8/9/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Posisi cadangan devisa Indonesia masih berpotensi meningkat hingga US$135 miliar pada akhir 2022.

Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman mengatakan dengan posisi cadangan devisa ini menunjukkan sektor eksternal Indonesia tetap tangguh dalam menghadapi ketidakpastian global yang berkepanjangan.

Neraca transaksi berjalan (current account) pada tahun ini diproyeksi akan mencatatkan surplus yang lebih besar, dari perkiraan sebelumnya, yaitu sekitar 1 persen dari PDB.

Surplus tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan periode 2021 yang mencapai 0,28 persen dari PDB.

“Kami perkirakan neraca transaksi berjalan tetap mencatat surplus pada kuartal IV/2022, berkat harga komoditas yang tetap tinggi,” katanya, Rabu (7/12/2022).

Sementara itu, Faisal mengatakan dari neraca transaksi finansial masih terdapat risiko penurunan yang akan membayangi potensi aliran masuk modal. Hal ini dipicu oleh normalisasi moneter global yang masih berlangsung di tengah masih tingginya inflasi dan ancaman resesi, serta sinyal penurunan ekonomi global yang menyebabkan capital outflow di pasar keuangan.

Sumber inflow kata Faisal diharapkan berasal dari investasi langsung berkat upaya hilirisasi sumber daya alam.

“Secara keseluruhan, kami memperkirakan cadangan devisa sekitar US$130 miliar hingga US$135 miliar pada akhir 2022,” kata Faisal.

Dia juga memperkirakan nilai tukar rupiah berada pada kisaran Rp15.200 per dolar AS hingga Rp15.500 per dolar AS pada akhir 2022.

Pada November 2022, Bank Indonesia (BI) mencatat posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir November 2022 sebesar US$134,0 miliar, meningkat dibandingkan dengan posisi pada akhir Oktober 2022 sebesar US$130,2 miliar.

Peningkatan posisi cadangan devisa pada November 2022 antara lain dipengaruhi oleh penerimaan pajak dan jasa, serta penerimaan devisa migas.

Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 5,9 bulan impor atau 5,8 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

BI menilai, cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Anggara Pernando
Terkini