Emas Bangkit Terdongkrak Pelemahan Indeks Dolar

Bisnis.com,11 Des 2022, 18:56 WIB
Penulis: Mutiara Nabila
Ilustrasi emas batangan/ Bloomberg.

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas bergerak menguat di kisaran US$1.800 per troy ons seiring dengan terpuruknya indeks dolar ke level terendah dan US Unemployment Claims yang meningkat.

Mengutip data Bloomberg pada perdagangan terakhir Jumat (11/12/2022), harga emas Comex naik 9,20 poin atau 0,51 persen ke US$1.810,70 per troy ons. Selain itu, harga emas Spot naik 8,18 poin atau 0,46 persen ke US$1.797,32 per troy ons.

Analis ICDX menyebutkan indeks dolar bergerak di level terendahnya ke areal 104,55 memperpanjang tren positif sejak Selasa lalu. Department of Labor merilis data US Unemployment Claims di level 230.000, meningkat dibandingkan laporan sebelumnya 226.000.

“Data yang dirilis mengisyaratkan peningkatan jumlah pekerja yang mengajukan tunjangan pengangguran,” jelas Analis ICDX dalam riset, dikutip Minggu (11/12/2022).

Selanjutnya investor mengantisipasi data indeks harga produsen AS dan indeks harga konsumen AS yang dirilis sebelum pertemuan kebijakan The Fed terkait suku bunga acuan. Kedua data tersebut diharapkan dapat menjadi petunjuk berarti mengenai langkah lanjutan pengetatan kebijakan bank sentral AS.

Tingkat suku bunga acuan saat ini berada di rentang 3,75 – 4,00 persen setelah The Fed menaikkan tingkat kebijakannya sebesar 375 basis poin sejak Maret lalu. Mayoritas pelaku pasar memperkirakan kenaikan 50 basis poin pada pertemuan FOMC selanjutnya.

“Pelemahan kinerja dolar membuat dolar terasa lebih murah bagi pelaku pasar yang memegang mata uang lainnya mendukung aksi beli emas sehingga membawa harga emas naik,” jelasnya.

Harga emas spot diperkirakan bergerak dengan support ke areal US$1.784,26 dan resistance terdekatnya berada di areal US$1.801,59.

Adapun, support terjauhnya berada di areal US$1.774,30 hingga ke areal US$1,768.67, sementara untuk resistance terjauhnya berada di areal US$1.811,48 hingga ke areal US$1,816,32 per troy ons.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Reni Lestari
Terkini