Harga Rumah di Inggris Diproyeksi Turun di 2023, Ini Penyebabnya

Bisnis.com,12 Des 2022, 14:26 WIB
Penulis: Afiffah Rahmah Nurdifa
Suasana Kota London/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Rightmove, platform jual beli properti yang berbasis di Inggris yang menyebut permintaan harga rumah di London rata-rata turun hingga 2,1 persen pada Desember 2022. Tren penurunan juga diperkirakan masih akan terjadi di 2023.

Rightmove memprediksi penurunan harga rumah sekitar 2 persen pada tahun depan di beberapa jenis properti dan lokasi. Hal tersebut dipengaruhi melemahnya kemampuan daya beli masyarakat untuk membeli rumah akibat inflasi dan kenaikan suku bunga.

Dikutip dari The Guardian, Senin (12/12/2022) November lalu pun terjadi penurunan permintaan harga rumah 1,1 persen. Adapun, penurunan tersebut merupakan yang terbesar dalam 4 tahun terakhir.

Rightmove mencatat permintaan harga rumah rata-rata di pasaran saat ini senilai 359.137 poundsterling atau Rp6,8 miliar per Desember 2022. Harga tersebut mengalami penurunan sebesar 7.862 poundsterling atau Rp150 juta dari bulan sebelumnya.

Kondisi ini menjadi bukti bahwa pasar properti dapat 'mendingin' dengan cepat. Menteri Keuangan Britania Raya, Kwasi Kwarteng, mengatakan hal tersebut dipengaruhi tingkat suku bunga yang meroket.

Diketahui sebelumnya, Bank of England (BOE) menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin menjadi 3 persen yang merupakan level tertinggi sejak 14 tahun.

Hal ini diperparah dengan kebijakan Kwarteng yang memangkas pajak secara besar-besaran untuk pasar perumahan yang berujung lonjakan fixed rate di level 6 persen.

Pekan lalu, Bank Inggris Halifax mengatakan harga rumah di Inggris turun 2,3 persen pada November, penurunan bulanan terbesar pada indeksnya sejak awal krisis keuangan 2008.

Namun, tahun ini Rightmove mencatat kenaikan iklan rumah untuk dijual hingga 11 persen dari tahun lalu. Tim Bannister dari Rightmove mengatakan hal ini menjadi sebuah tanda bahwa ada banyak penggerak potensial yang mempertimbangkan platform digital properti.

“Kami sedang menuju keseimbangan yang lebih merata antara pasokan dan permintaan tahun depan, tetapi kami tidak mengharapkan lonjakan penjualan atau melimpahnya properti untuk dijual yang akan berdampak pada penurunan harga yang lebih signifikan di tahun 2023,” katanya, dikutip The Guardian, Senin (12/12/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fitri Sartina Dewi
Terkini