Bisnis.com, JAKARTA – Segmentasi pasar usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) disebut akan menjadi ladang pertumbuhan bisnis bagi bank-bank digital baru, yakni PT Bank Fama International dan PT Bank Mayora.
Kehadiran kedua bank tersebut akan menjadi pesaing baru bagi PT Bank Amar Indonesia Tbk. (AMAR), yang lebih dulu menggarap segmen pasar UMKM melalui platform, Tunaiku.
Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin mengatakan bahwa ceruk pasar UMKM di Indonesia masih cukup besar, sehingga potensi tersebut masih bisa dimanfaatkan oleh bank-bank digital untuk menggenjot pertumbuhan bisnis ke depan.
“Memang latar belakang Bank Mayora dan Fama, rata-rata sudah lama bermain di UMKM. Dengan transformasi digital, keterjangkauannya diharapkan lebih tinggi sehingga bisa menyasar segmen yang tidak bankable,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (12/12/2022).
Menurut Amin, jika Bank Fama dan Mayora memiliki jaringan yang kuat di segmen UMKM, bukan tidak mungkin keduanya mampu mengeksekusi dengan baik potensi di ceruk tersebut.
Akan tetapi, dia juga menilai bahwa peralihan Bank Fama dan Bank Mayora dari konvensional menuju digital bank diperkirakan tidak akan mendorong pertumbuhan bisnis signifikan.
“Perubahan keduanya dari konvensional menjadi digital tidak akan bertahan lama, nanti juga sudah habis pasarnya. Saya melihatnya seperti itu karena euforia saja. Namun, berbeda lagi ceritanya jika mereka juga mengejar kapitalisasi di market,” pungkas Amin.
Bank Fama, yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh Emtek Group, dan Bank Mayora yang telah diakuisisi oleh PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. diketahui memiliki fokus untuk menggarap segmen UMKM.
Presiden Direktur Bank Fama Tigor M. Siahaan menuturkan bahwa pihaknya akan fokus menggarap segmen underbanked, yang dinilai memiliki potensi besar. Selain itu, kesenjangan kredit juga belum bisa dijangkau oleh pelaku industri keuangan dengan optimal.
Oleh karena itu, Bank Fama akan menggarap segmen underbanked dengan memanfaatkan kekuatan ekosistem dari pemegang saham perusahaan, yakni Emtek Group yang memiliki saham 62,76 persen, sementara Grab dan Singtel masing-masing menggenggam 16,26 persen saham.
Sementara itu, Bank Mayora yang memang memiliki jaringan kuat di segmen UMKM, juga akan beralih menjadi bank digital mulai tahun depan ketika fundamental dari anak usaha emiten berkode saham BBNI itu sudah siap.
Pada akhir Juli 2022, Direktur Utama BNI Royke Tumilaar menyampaikan bahwa BNI masih dalam proses menyiapkan beberapa hal terkait pengembangan bisnis Bank Mayora ke depan, mulai dari membangun branding hingga core banking.
Selain itu, BNI juga akan mengembangkan fitur terkait dengan segmentasi pasar yang akan dibidik oleh Bank Mayora, yakni UMKM, beserta pengembangan ekosistem hingga model bisnis dari bank digital tersebut.
Adapun kehadiran Bank Fama dan Mayora di ceruk UMKM akan berhadapan langsung dengan Bank Amar. Dalam perkembangan terkini, Tolaram Group selaku pemegang saham mayoritas perseroan, tercatat memborong 74,4 juta saham AMAR.
Managing Director Fintech dan Infrastructure Tolaram Navin Nahata mengatakan pembelian saham itu dilakukan sejalan dengan rights issue Bank Amar untuk mempertebal modal inti.
Setelah Bank Amar berhasil memenuhi ketentuan modal inti, Presiden Direktur Amar Bank Vishal Tulsian menyatakan bahwa perseroan dapat fokus pada perkembangan platform Tunaiku. Perseroan juga membidik kenaikan aset menjadi Rp20 – 25 triliun.
“Dengan modal yang meningkat kami percaya bahwa kami dapat menggunakan dana tersebut secara efektif untuk melaksanakan rencana kami guna melayani nasabah UMKM dengan lebih baik lagi,” tutur Vishal Tulsian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel