Bisnis.com, JAKARTA – Pembiayaan bank syariah dari perbankan potensial untuk bertumbuh pada tahun depan di tengah kondisi ekonomi global yang tak menentu. Sejumlah bank syariah pun mencatatkan peningkatan kredit setidaknya per September 2022.
Direktur Eksekutif Segara Institute Piter Abdullah mengatakan bahwa tahun depan akan menjadi tahun yang menantang bagi semua sektor karena ada ancaman resesi global. Meski begitu, Indonesia diuntungkan oleh tingginya harga barang-barang komoditas sehingga membantu pulihnya ekonomi seiring meredanya pandemi Covid-19.
Dengan kondisi tersebut, Piter memprediksi permintaan terhadap pembiayaan syariah akan tumbuh dan membaik. Piter juga berpendapat seharusnya bank-bank syariah mampu memacu pertumbuhan kreditnya lebih tinggi, salah satunya melalui kredit pemilikan rumah (KPR) syariah.
Menurutnya, perbankan bisa menunjukkan kelebihan KPR syariah dibandingkan dengan KPR konvensional. "Sehingga pembedanya hanyalah keyakinan berdasarkan agama. Hal ini menyebabkan permintaan kredit KPR syariah tidak terlalu besar,” kata Piter kepada Bisnis beberapa waktu lalu.
Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk. atau BSI (BRIS) Hery Gunardi juga mengatakan bahwa bank syariah bisa bertahan di tengah goncangan ekonomi global berkaca pada krisis saat pandemi Covid-19.
"Daya tahan kami sudah teruji. Kami optimis apabila strategi dijalani dengan baik, kami bisa melalui masa sulit, dan tumbuh bagus di semua aspek," katanya dalam paparan kinerja BSI kuartal III/2022, beberapa waktu lalu.
Bank-bank syariah di Indonesia memang mencatatkan pertumbuhan kredit setidaknya per September 2022. BSI misalnya mencatatkan pertumbuhan kredit 22,35 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp199,82 triliun per kuartal III/2022.
Pertumbuhan pembiayaan ini diiringi dengan perbaikan pada sisi kualitas pinjaman. Tercatat, nonperforming financing (NPF) gross BSI turun dari 3,05 persen menjadi 2,67 persen. NPF nett juga turun dari 1,02 persen menjadi 0,59 persen Begitu juga dengan pembiayaan di PT Bank BTPN Syariah Tbk. (BTPS) yang tumbuh 11,1 persen yoy menjadi Rp11,3 triliun per September 2022.
Lalu, pembiayaan PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk. (PNBS) telah mencatatkan pertumbuhan tipis 2 persen yoy menjadi Rp9,7 triliun per kuartal III/2022.
Hanya, bank syariah pertama di Indonesia yakni PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. mencatatkan penurunan pembiayaan 32 persen yoy per kuartal III/2022 menjadi Rp10,31 triliun. Meski demikian, NPF Bank Muamalat mampu ditekan dari 4,94 persen menjadi 2,35 persen pada September 2022.
Bank Muamalat juga optimis pembiayaan mereka akan tumbuh pesat pada tahun depan di tengah gejolak ekonomi global. “Tahun depan kita akan lebih besar lagi dibandingkan tahun ini," kata Direktur Utama Bank Muamalat Achmad Kusna Permana bulan lalu (23/11/2022).
Berikut pembiayaan di sejumlah bank syariah di Indonesia per September 2022:
No | Nama Bank | Pembiayaan Per September 2022 | Pembiayaan Per September 2021 | Pertumbuhan/ Penurunan |
1 | BSI | Rp199,8 triliun | Rp163,3 triliun | 22,3 persen |
2 | BTPN Syariah | Rp11,3 triliun | Rp10.2 triliun | 11,1 persen |
3 | Bank Muamalat | Rp10,3 triliun | Rp15,3 triliun | -32 persen |
4 | Bank Panin Dubai Syariah | Rp9,7 triliun | Rp9,5 triliun | 2 persen |
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel