Permintaan KPR Diperkirakan Masih Tumbuh Terbatas Tahun Depan

Bisnis.com,13 Des 2022, 17:35 WIB
Penulis: Dionisio Damara
Foto udara komplek perumahan di kawasan Gading Serpong, Kelapa Dua, Tangerang, Banten, Jumat (11/6/2021). /Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Permintaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) diperkirakan tumbuh terbatas pada tahun depan lantaran dipengaruhi oleh sejumlah faktor.

Direktur Eksekutif Segara Institute Piter Abdullah mengatakan bahwa pasar perumahan akan beranjak naik seiring dengan pemulihan ekonomi akibat meredanya pandemi Covid-19, serta didorong oleh tingginya harga komoditas.

Namun, dia memproyeksikan pertumbuhan itu masih terbatas karena kondisi industri properti belum pulih sepenuhnya. “Kelompok pekerja dan buruh, daya beli mereka belum kembali normal. Tahun 2023 diperkirakan melanjutkan perbaikan,” ujarnya, Selasa (13/12/2022).

Dia menambahkan kenaikan suku bunga acuan yang sudah dilakukan dalam beberapa bulan terakhir juga akan mulai berdampak pada suku bunga kredit bank, termasuk KPR.

Bank Indonesia diketahui kembali menaikkan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 50 basis poin menjadi 5,25 persen per November 2022. Alhasil, sejak Agustus hingga November 2022, suku bunga acuan bank sentral telah naik 175 basis poin.

Kendati demikian, Piter menilai bahwa penyaluran KPR pada tahun depan masih terbantu oleh sejumlah program dari pemerintah, baik dalam bentuk subsidi bunga maupun asuransi.

“Kenaikan suku bunga juga akan bertahap dan terbatas. Oleh karena itu, saya perkirakan kredit KPR akan tumbuh lebih baik pada tahun 2023,” kata Piter.

Berdasarkan pemberitaan Bisnis sebelumnya, perbankan diperkirakan baru menaikkan suku bunga KPR pada kuartal II/2023, atau sekitar tujuh bulan setelah bank sentral pertama kali menaikkan suku bunga acuan pada Agustus tahun ini.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan bahwa secara historis, penyesuaian suku bunga KPR akan berlangsung dalam dua hingga tiga kuartal setelah BI menaikkan suku bunga acuannya,

Meskipun demikian, waktu penyesuaian oleh setiap bank bervariasi. Bank-bank dengan likuiditas yang cukup baik, transmisinya akan lebih lama dan lebih panjang, dan besarannya pun tidak akan sebesar kenaikan suku bunga BI.

“Ini tidak berlaku untuk yang eksis, yang sudah menarik KPR sebelumnya, biasanya dua tahun pertama itu masih fixed rate. Jadi, ini artinya tidak akan berpengaruh bagi masyarakat yang sudah menarik KPR tadi,” kata Josua.

Berdasarkan laporan Bank Indonesia, penyaluran kredit properti sampai dengan Oktober 2022 telah mencapai Rp1.197,6 triliun, naik 8,4 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy). KPR dan Kredit Pemilikan Apartemen (KPA) menjadi kontributor terbesar dengan realisasi Rp606,3 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Muhammad Khadafi
Terkini