Sepi Order, Empat Perusahaan Padat Karya di Purwakarta Gulung Tikar

Bisnis.com,14 Des 2022, 16:51 WIB
Penulis: Asep Mulyana
Sejumlah karyawan tengah memproduksi pakaian jadi di salah satu pabrik produsen dan eksportir garmen di Bandung, Jawa Barat, Selasa (25/1/2022). Bisnis/Rachman

Bisnis.com, PURWAKARTA - Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Purwakarta melansir sepanjang 2022 ini ada empat perusahaan yang gulung tikar. Ke empat perusahaan tersebut, bergerak di sektor padat karya.

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Purwakarta Didi Garnadi menjelaskan dari catatan yang ada keempat perusahaan tersebut masing-masing PT NSS Indonesia, PT HS Apparel, PT Starpia dan PT Sripri Wiring Systems.

"Penyebab utama tutupnya ke empat pabrik ini, akibat merugi gara-gara sepi ada order. Ke empat perusahaan ini, terpaksa melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawannya," ujar Didi kepada Bisnis.com, Rabu (14/12/2022).

Adapun jumlah tenaga kerja yang terdampak akibat gulung tikarnya perusahaan itu mencapai 336 orang. Jumlah tersebut, yang dilaporkan ke dinasnya.

Didi menjelaskan, menjadi salah satu wilayah industri yang ada di Jawa Barat. Karena itu, di wilayah ini banyak berdiri perusahaan-perusahaan dengan berbagai skala.

Sampai saat ini, kata dia, tercatat di wajib lapor Kementerian Ketenagakerjaan, jumlah perusahaan di Purwakarta ada lebih dari 1.500 perusahaan. Itu sudah mencakup perusahaan ritel dan lainnya. Sedangkan yang perusahaan besar sekitar 400 perusahaan.

Didi menjelaskan, para karyawan yang terdampak penutupan produksi ini kedepan akan diarahkan untuk mengikuti berbagai program di dinasnya. Sehingga, mereka bisa tetap berpenghasilan.

"Kami menyiapkan beragam pelatihan untuk memfasilitasi warga yang belum bekerja. Terutama, warga usia produktif tapi tidak punya keterampilan atau pekerjaan," jelas dia.

Adapun pelatihan-pelatihan ini, bertujuan untuk membimbing warga Purwakarta yang sudah memasuki usia produktif supaya memiliki keahlian tertentu. Sehingga, mereka bisa diterima untuk kebutuhan industri ataupun didorong menjadi pekerja mandiri.

"Ini salah satu upaya dari kita, untuk menurunkan angka pengangguran. Jadi, selain melalui penyaluran jalur industri, warga yang saat ini sedang mencari kerja atau terdampak PHK, juga kita dorong supaya mereka bisa tetap produktif dan menjadi pekerja mandiri," ujar Didi.

Dia berpendapat, berpenghasilan itu tak melulu harus kerja di pabrik. Karena menurutnya, dengan menjadi wirausaha dan memiliki penghasilan, itu juga kategorinya sudah tidak menganggur. (K60)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ajijah
Terkini