Bisnis.com, JAKARTA – Euforia digitalisasi layanan perbankan kini tak hanya hinggap pada bank umum nasional. Semarak itu juga hadir di tubuh Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS).
PT BPRS Hijra Alami atau Bank Hijra, milik perusahaan fintech Alami Group, menjadi BPRS pertama di Indonesia yang mulai menawarkan layanan digital banking lewat peluncuran aplikasi Hijra Bank pada 6 Desember 2022.
CEO Alami Group Dima Djani mengatakan transformasi digital Bank Hijra disebabkan oleh masih adanya lapisan masyarakat yang belum terlayani oleh perbankan syariah. Untuk itu, Bank Hijra akan fokus menggarap segmentasi tersebut.
Bank Hijra mendapatkan persetujuan aktivitas baru digital mobile banking dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Januari 2022. Sesuai POJK No. 25/2021 tentang Penyelenggaraan Produk BPR/S, fitur yang disetujui OJK pada aplikasi Hijra Bank, yaitu produk dasar bagi BPRS.
Layanan yang tersedia dalam aplikasi Hijra Bank mencakup tabungan individu dengan akad wadiah, serta layanan pembayaran tagihan. Adapun fasilitas transaksi mencakup, antara lain, informasi saldo dan riwayat transaksi, hingga transfer daring ke rekening bank lain.
Dima menyampaikan bahwa setelah resmi menjadi bank digital, dalam kurun satu tahun pertama, Bank Hijra akan memberikan alternatif dari sisi syariah agar nasabah bisa menabung hingga bertransaksi dengan nyaman serta mudah.
Sementara itu, terkait dengan target dana pihak ketiga (DPK), Dima menyampaikan Bank Hijra akan terus mengkaji dan menyesuaikan produk serta layanan seiring dengan perilaku konsumen.
“Kami akan terus-menerus kaji, terutama masa sekarang ini banyak perubahan yang terjadi dan consumer behavior juga berubah. Apalagi memasuki tahun depan, yang menurut pemerintah, menjadi tahun yang penuh tantangan,” katanya beberapa waktu lalu.
Dalam perkembangan terkini, PT Indonesia Digital Identity (VIDA) dan PT Mitra Jasa Lima (OpenBank+) menandatangani kerja sama untuk mendukung digitalisasi Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dalam memberikan pelayanan digital kepada UMKM.
Dengan kerja sama ini, BPR dapat melakukan verifikasi identitas dan tanda tangan digital bagi para nasabah dan calon nasabahnya melalui produk VIDA dan OpenBank+.
Chief Revenue Officer VIDA Adrian Anwar mengatakan BPR merupakan salah satu layanan yang paling banyak digunakan oleh masyarakat dan pelaku usaha mikro dan kecil di kota tier 2 dan tier 3, dalam melakukan berbagai transaksi keuangan terkait bisnisnya.
“Di tengah penetrasi digital yang semakin tinggi ini, tentunya tuntutan industri perbankan, termasuk BPR untuk melakukan berbagai inovasi yang mengakselerasi jumlah nasabah sambil merangkul seluruh lapisan masyarakat juga semakin tinggi,” tuturnya.
Sementara itu, Chief Operating Officer OpenBank+ Ilham Joenoes optimistis dapat mendorong lebih banyak BPR dan Koperasi serta UMKM masuk menjadi bagian dari ekosistem ekonomi digital Indonesia secara aman dan nyaman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel