Surplus Neraca Perdagangan RI Januari-November 2022 Tembus US$50 Miliar

Bisnis.com,15 Des 2022, 19:07 WIB
Penulis: Maria Elena
Aktivitas bongkar muat peti kemas di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (22/6/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan surplus neraca perdagangan secara kumulatif pada periode Januari hingga November 2022 mencapai US$50,59 miliar.

“Neraca perdagangan secara kumulatif mencatat surplus sebesar US$50,59 miliar, tumbuh 47,02 persen dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya,” kata Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M. Habibullah, Kamis (15/12/2022).

Da menyampaikan total nilai ekspor Indonesia secara kumulatif mencapai US$268,18 miliar pada periode Januari hingga November 2022. Nilai tersebut meningkat sebesar 28,16 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu.

Sementara itu, total nilai impor pada periode yang sama tercatat mencapai US$217,58 miliar, meningkat sebesar 24,45 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu.

“Surplus neraca perdagangan barang masih ditopang oleh surplus neraca komoditas nonmigas,” jelas Habibullah.

Jika dirinci, dia mengungkapkan ekspor nonmigas pada periode Januari hingga November 2022 mencapai US$253,61 miliar, atau meningkat sebesar 28,04 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu.

Share terbesar ekspor nonmigas pada periode tersebut, yaitu komoditas bahan bakar mineral yang mencapai US$50,34 miliar atau 19,85 persen dari total ekspor nonmigas.

Selanjutnya, share terbesar ini diikuti oleh komoditas lemak dan minyak hewan/nabati, yang mencapai US$32,58 miliar atau 12,85 persen dari total ekspor nonmigas.

Di sisi lain, impor nonmigas pada periode Januari hingga November 2022 mencapai US$180,37 miliar, meningkat sebesar 18,13 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu.

Dari jumlah tersebut, share impor terbesar yaitu pada komoditas mesin/peralatan mekanis dan bagiannya sebesar US$28,67 miliar atau mencapai 15,89 persen dari total impor, kemudian diikuti oleh mesin/perlengkapan elektrik dan bagiannya mencapai US$24,28 miliar atau 13,46 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Feni Freycinetia Fitriani
Terkini