Saatnya Pengembang Properti Incar Segmen Menengah Atas, Ini Alasannya

Bisnis.com,16 Des 2022, 02:30 WIB
Penulis: Afiffah Rahmah Nurdifa
Ilustrasi investasi di sektor properti/Freepik

Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom memberikan tips bagi pengembang properti komersial yang dilanda keraguan akan ketidakpastian kondisi makroekonomi untuk mulai menyasar segmen menengah atas.

Apalagi, sektor properti dibayang-bayangi kenaikan ongkos produksi akibat kenaikan harga barang material hingga melonjaknya suku bunga acuan Bank Indonesia (BI).

Namun, berdasarkan proyeksi makro ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), dari sisi permintaan, konsumsi rumah tangga masih tumbuh 5,39 persen (year-on-year/yoy).

Ekonom Senior Indef Avilianni hal tersebut dapat menjadi peluang untuk pelaku usaha menyasar pada segmen penduduk yang memiliki tingkat konsumsi tinggi.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2022 mencatat konsumsi dari 40 persen penduduk kelas bawah yaitu 18,06 persen, lalu konsumsi penduduk kelas menengah mencapai 35,74 persen, sedangkan konsumsi penduduk 20 persen kelas teratas mencapai 46,2 persen.

Dari data tersebut, segmen penduduk 20 persen kelas teratas dapat disasar oleh pengembang properti komersial. Dia menyarankan pengembang untuk mencari kebutuhan 20 persen di setiap daerah.

"Kemudian baru menengah atas juga konsumsinya besar, jadi ini sebenarnya market yang potensial untuk digarap," ujarnya dalam kegiatan Indonesia Property Market Outlook & Tren Real Estate 2023, Kamis (15/12/2022).

Menurutnya, market untuk properti komersial masih ada. Dalam hal ini, dia juga menekankan penjualan berdasarkan prinsip human touch atau kebutuhan alami dari setiap individu.

Di sisi lain, dia tak menepis adanya perlambatan pertumbuhan ekonomi dari 5,72 persen di triwulan III/2022 ke 4,8 persen di proyeksi tahun 2023. Tetapi, hal tersebut masih dapat terimbangi dengan sisi permintaan yang baik.

"Tahun 2023 indonesia masih tumbuh 4,8 persen, kita Indef juga proyeksi di 4,8 persen. Jadi perlambatan itu gak usah ditakuti, orang itu konsumsinya masih tumbuh, pasti investasi tumbuh," jelasnya.

Avi menambahkan, Indonesia diuntungkan dengan keberadaan 70 persen usia produktif yakni dikisaran 18-40 tahun yang membutuhkan rumah, makan, pariwisatam sebagai kebutuhan pokok.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rio Sandy Pradana
Terkini