Bisnis.com, JAKARTA - Harga saham sejumlah bank digital seperti PT Bank Jago Tbk. (ARTO) hingga PT Allo Bank Indonesia Tbk. (BBHI) melesat dalam periode perdagangan sepekan ini 12-16 Desember 2022.
Berdasarkan data dari RTI Business, harga saham ARTO pada penutupan perdagangan Jumat (16/12/2022) naik tipis 0,50 persen ke level Rp4.060. Dalam sepekan, harga saham ARTO menanjak 15,01 persen.
Sementara, harga saham bank digital besutan Chairul Tanjung, BBHI naik 2,73 persen dalam sepekan.
Begitu juga dengan PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) yang naik 8,09 persen dalam sepekan ini. Sementara PT Bank Raya Indonesia Tbk. (AGRO) naik tipis 0,90 persen dalam sepakan.
Padahal, harga saham bank digital sempat melorot selama periode perdagangan sepekan sebelumnya (5-9 Desember 2022). Harga ARTO turun 15,95 persen dalam sepekan dan masuk dalam jajaran 10 besar top losers.
Harga saham BBHI juga turun 10,29 persen dalam sepekan, BBYB turun 14,47 persen, dan AGRO turun 2,62 persen.
Associate Director Pilarmas Investindo Maximilianus Nicodemus mengatakan bahwa peningkatan harga saham bank digital pekan ini karena adanya sentimen data inflasi Amerika Serikat (AS).
"Tentu hal ini akan menjadi sentimen positif bagi pelaku pasar dan investor," ungkap Nico kepada Bisnis beberapa waktu lalu.
Inflasi tahunan AS sendiri telah diumumkan turun pada bulan November 2022, bahkan menyentuh level terendah sepanjang tahun ini.
Dilansir Bloomberg pada Selasa (13/12/2022), Departemen Tenaga Kerja AS mencatat indeks harga konsumen (IHK) AS naik 7,1 persen pada November 2022 dari periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).
Inflasi AS ini lebih rendah dari bulan Oktober 2022 yang mencapai 7,7 persen yoy, sekaligus yang terendah sepanjang tahun 2022.
Meski begitu, Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani mengatakan kenaikan harga saham bank digital tidak akan berlangsung lama. "Kenaikan harga saham bank digital ini hanya akan berlaku untuk sementara, karena fundamental saham bank digital sudah sangat overvalued," ungkapnya.
Berdasarkan price to earnings ratio (PER) dan price to book value (PBV) nilai saham bank digital di atas rata-rata perbankan lainnya.
"Menurut saya PER dan PBV bank digital itu tidak masuk akal. Jadi wajar kalau harga saham bank digital setelah beberapa hari ke depan akan melanjutkan downtrend," ujar Arjun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel