Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto menyebutkan bahwa pemerintah telah menyalurkan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp335,29 triliun hingga awal Desember 2022.
“Pelaksanaan KUR pada 2022 itu sudah mencapai Rp335,29 trilun dari Rp373 triliun yang dialokasikan sampai dengan 15 Desember 2022. Dan sektor produktifnya itu sudah relatif tinggi yaitu sektor produksi sudah mencapai 56,5 persen dan perdagangannya 43,5 persen,” ujarnya kepada wartawan di kompleks Istana Negara, Senin (19/12/2022).
Dia memerinci penyaluran KUR untuk kategori super mikro yaitu pemberian kredit di bawah Rp10 juta telah mencapai Rp6,1 triliun yang terdiri dari 695.342 debitur.
Kemudian, dia melanjutkan untuk yang mikro, yakni pinjaman Rp10—Rp100 juta menjadi kategori dengan capaian terbesar yaitu 66,29 persen atau 6,1 juta debitur dengan penyaluran dana hingga Rp231 triliun.
Adapun, KUR untuk usaha kecil dengan pinjaman Rp100—Rp500 juta telah mencatat 31,95 persen debitur atau 452.674 nasabah dengan penyaluran hingga Rp111,34 triliun.
“Jadi, rencana penyaluran KUR ke depannya tentu pada 2023 suku bunga kembali ke 6 persen kecuali KUR mikro yang di bawah Rp10 juta tetap 3 persen. Kemudian, kur produktif ditargetkan dari 54 persen naik ke 60 persen. kemudian kur perdagangan akumulasinya sebesar Rp200 juta,” katanya.
Lebih lanjut, Airlangga mengatakan bahwa juga diberikan catatan untuk kelompok tani atau Alat dan Mesin Pertanian (Alsintan) yang akan diberikan skema khusus, yaitu pinjaman antara Rp500 juta—Rp2 miliar dan diberikan bunga 3 persen tanpa ada agunan atau jaminan tambahan serta dengan down payment sebesar 10 persen.
“Jadi sesuai dengan arahan Presiden, maka KUR Klaster ini akan didorong karena bagi perbankan itu tingkat risikonya lebih terukur, sehingga seluruhnya [pelaku usaha] masuk di dalam ekosistem dengan produk yang mempunyai pasar yang jelas,” ucap Airlangga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel