Survei BI: Kredit Korporasi Melambat di Tengah Ancaman Resesi Global

Bisnis.com,19 Des 2022, 16:35 WIB
Penulis: Fahmi Ahmad Burhan
Ilustrasi resesi ekonomi global 2023/Freepik

Bisnis.com, JAKARTA — Permintaan kredit korporasi mencatatkan perlambatan per November 2022 di tengah ancaman resesi global. Korporasi di sejumlah sektor lebih memilih memakai dana sendiri untuk memenuhi kebutuhan bisnisnya dibandingkan meminta pendanaan dari perbankan.

Berdasarkan survei penawaran dan permintaan pembiayaan perbankan November 2022 dari Bank Indonesia, kebutuhan pembiayaan untuk korporasi terindikasi tumbuh melambat. Hal ini tercermin dari saldo bersih tertimbang (SBT) sebesar 13,2 persen per November 2022, lebih rendah dibandingkan 14,4 persen per Oktober 2022.

Sejumlah sektor yang mencatatkan pelambatan kebutuhan pembiayaan antara lain konstruksi, jasa keuangan, dan penyedia makanan minum. Kebutuhan pembiayaan konstruksi misalnya tercatat melambat dari 2,7 persen per Oktober menjadi hanya 0,8 persen per November.

Ada sejumlah faktor pelambatan kebutuhan kredit korporasi itu. Pertama, 27,4 persen responden menyatakan bahwa penurunan kegiatan operasional karena lemahnya permintaan domestik jadi sebab. Kedua, 24,2 responden menganggap penyebab melambatnya kebutuhan kredit adalah penurunan kegiatan operasional domestik karena lemahnya permintaan ekspor.

Responden lainnya menyebutkan faktor melambatnya kebutuhan kredit korporasi adalah penundaan sejumlah rencana investasi, penurunan permintaan karena turunnya harga komoditas, serta efisiensi suku bunga.

Survei dari Bank Indonesia itu menyebutkan bahwa per November, korporasi banyak yang memanfaatkan dana sendiri untuk pemenuhan pembiayaan dibandingkan kredit dari perbankan. “Kebutuhan pembiayaan pada November masih dipenuhi oleh dana sendiri sebesar 66,1 persen. Sementara, kredit baru dari perbankan dalam negeri pada November 2022 hanya 6,6 persen,” tulis survei tersebut pada (19/12/2022).

Selain itu, kebutuhan pembiayaan korporasi dalam 3 bulan yang akan datang juga diperkirakan sedikit melambat. SBT per Februari 2023 diperkirakan akan mencapai 26,5 persen, lebih rendah dari SBT bulan sebelumnya yakni 26,7 persen.

“Ini karena masih lemahnya permintaan dari mitra dagang [46,7 persen], diikuti dengan pesimisme akan peningkatan permintaan dari masyarakat [30 persen],” tulis survei itu.

Sementara, melambatnya kebutuhan kredit korporasi itu seiring dengan kekhawatiran akan resesi global. Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan menjelaskan bahwa sinyal resesi menjadi faktor pemicu perlambatan ekspansi korporasi.

"Faktor perlambatan dari sisi permintaan kredit korporasi di samping resesi dan perlambatan adalah korporasi lebih menahan diri untuk ekspansi karena ada kecenderungan penurunan permintaan. Itulah yg membuat korporasi mulai banyak melakukan efisiensi termasuk pengurangan karyawan," kata Trioksa kepada Bisnis beberapa waktu lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Muhammad Khadafi
Terkini