IHSG Dibuka Melemah, Saham Bank BBCA-ARTO Lesu

Bisnis.com,20 Des 2022, 09:10 WIB
Penulis: Lorenzo Anugrah Mahardhika
Karyawan melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/11/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau melemah pada pembukaan perdagangan hari ini, Selasa (20/12/2022) seiring dengan kejatuhan saham bank jumbo seperti BBCA dan ARTO.

Berdasarkan data Bloomberg pada pukul 09.00 WIB, IHSG dibuka terkoreksi pada posisi 6.779,69. IHSG mencatatkan posisi terendahnya pada 6.758,79.

Tercatat, 143 saham menguat, 107 saham melemah dan 228 saham bergerak ditempat. Kapitalisasi pasar terpantau pada posisi Rp9.307,01 triliun.

PT Estee Gold Feet Tbk (EURO) terpantau menjadi saham dengan koreksi terbesar sejauh ini setelah turun 7,74 persen ke Rp286.

Saham lain yang terpantau melemah adalah PT Bank Jago Tbk (ARTO) yang terkoreksi 2,6 persen ke Rp3.740, PT Widodo Makmur Perkasa Tbk (WMPP) yang turun 2,38 persen ke level Rp82, serta PT Adhi Commuter Properti Tbk (ADCP) dengan koreksi 1,49 persen ke Rp66.

Saham big cap PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) juga tampak melemah di bawah 1 persen.

Sebelumnya, Phintraco Sekuritas dalam riset hariannya memperkirakan level resistance IHSG mencapai 6.880, sementara support di 6.720 pada perdagangan hari ini.

“Tanpa ada arahan yang solid dari indeks-indeks global pada Senin (19/12/2022), IHSG masih rawan pelemahan dengan support kuat di 6.720 di Selasa (20/12/2022). Di sisi lain, potensi rebound ke kisaran 6.830 sampai 6.850 tetap terjaga apabila IHSG bertahan di atas level psikologis 6.800,” tulis Phintraco, Selasa (20/12/2022).

Indeks-indeks Wall Street melemah pada perdagangan Senin waktu setempat. Pelemahan dipicu oleh kekhawatiran bahwa kebijakan moneter ketat dari The Fed akan memicu resesi ekonomi di Amerika Serikat. Terdapat pula kekhawatiran pasar soal kemungkinan tidak tersedia cukup waktu untuk window dressing.

Berlawanan dengan Wall Street, mayoritas indeks di Eropa justru ditutup menguat. Meski demikian, penguatan tersebut juga dibayangi oleh sikap hawkish dari sejumlah bank sentral di Eropa.

European Central Bank (ECB) kembali menaikan suku bunga acuan sebesar 50 bps dan berencana mengurangi balance sheet sebesar US$15,9 miliar setiap bulan mulai Maret 2023 hingga Juni 2023. Bank of England (BoE) dan Swiss National Bank juga menaikan suku bunga acuan sebesar 50 bps pekan lalu.

“Di dalam negeri, pelaku pasar mengantisipasi hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) pada 22 Desember 2022,” lanjut mereka.

RDG BI diperkirakan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps, lebih rendah dari kenaikan sebesar 50 bps dalam beberapa bulan sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hafiyyan
Terkini