OJK: Kinerja Positif Bank Berlanjut hingga 2023, Perdagangan Besar Jadi Motor Penggerak

Bisnis.com,20 Des 2022, 17:25 WIB
Penulis: Dionisio Damara
Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae (tengah) didampingi Deputi Komisioner Bambang Widjanarko (kiri), Deputi Komisioner Teguh Supangkat (kedua kiri), Deputi Komisioner Slamet Edy Purnomo (kedua kanan), dan Direktur Darmansyah memberikan pemaparan saat konfrensi pers yang membahas Kebijakan Strategis Pengawasan Perbankan OJK di Jakarta, Selasa (6/9). /Bisnis-Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memproyeksikan kinerja perbankan pada tahun depan masih akan tetap positif meski di tengah ancaman perlambatan ekonomi global.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae menuturkan kinerja perbankan masih menunjukkan pemulihan dan perbaikan seiring dengan menurunnya laju penyebaran Covid-19.

“Berdasarkan asesmen rencana bisnis bank, yang sudah kami kompilasikan tahun ini, diproyeksikan kredit pada 2023 akan tumbuh di semua sektor dengan mesin utama pertumbuhan adalah sektor perdagangan besar dan eceran,” ujarnya Selasa (20/12/2022).

Dian menambahkan sektor industri pengolahan juga akan menjadi motor pertumbuhan kredit. Berdasarkan jenisnya, kredit modal kerja diperkirakan mendominasi permintaan pada tahun depan.

Berdasarkan data OJK, kredit perbankan telah mencapai Rp6.333,51 triliun per Oktober atau naik 11,95 persen secara tahunan. Pertumbuhan ini didorong oleh kredit investasi yang meningkat hingga 13,65 persen dibandingkan dengan periode sama tahun lalu.

Sementara itu, dana pihak ketiga (DPK) juga diproyeksikan tetap tumbuh dengan kenaikan tertinggi terjadi pada giro dan tabungan. Jumlah DPK perbankan hingga Oktober lalu telah mencapai Rp7.927 triliun atau meningkat 9,41 persen secara tahunan.

Dian juga mengatakan bahwa dari sisi pengelompokan bank, pertumbuhan kredit dan DPK akan tumbuh di semua segmen kelompok bank berdasarkan modal inti (KBMI). Kontribusi terbesar diproyeksikan masih dipegang oleh KBMI 4.

Sebagaimana diketahui, KBMI 4 dihuni oleh bank-bank kakap, seperti PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BBNI.

“Sementara itu, pengelolaan risiko juga tetap dilakukan secara hati-hati. Diproyeksikan risiko kredit, NPL [non-performing loan] maupun LAR [loan at risk] akan terus melandai, seiring dengan keyakinan permintaan kredit akan tetap cukup tinggi,” kata Dian. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Muhammad Khadafi
Terkini